Pasar Induk Beras Cipinang Masih Lengang
Usai cuti libur Lebaran, aktivitas perdagangan di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, terlihat masih lengang. Dari total 738 kios dan los yang ada, hanya 10 kios yang sudah buka.
Diprediksi aktivitas perdagangan baru normal kembali pada Senin (27/7) mendatang
"Bahkan Rabu (22/7) kemarin, hanya dua kios yang buka. Diprediksi aktivitas perdagangan baru normal kembali pada Senin (27/7) mendatang," kata Eri Muhtarsyid, Kepala Pasar Induk Beras Cipinang, Kamis (23/7).
Pantauan beritajakarta.com, sebagian besar kios kondisinya masih terkunci rapat. Ratusan kios kondisinya terkunci gembok dari luar. Para pedagang belum beraktivitas lantaran masih banyak yang mudik dan berlibur Lebaran.
Harga Kebutuhan Pokok di DKI StabilKendati banyak kios dan los tutup, namun hal itu tak mempengaruhi harga beras. Hanya saja memang untuk pasokan ke pasar ini menurun drastis karena harus disesuaikan jumlah pedagang yang berjualan.
Untuk pasokan beras yang masuk hari ini sebanyak 994 ton. Angka ini meningkat dibanding kemarin yang hanya masuk 247 ton. Jika dibandingkan hari biasa, jelas sangat jauh perbandingannya. Sebab hari biasa pasokannya bisa mencapai 3.000 ton per hari.
Mengenai harga beras, imbuh Eri, sejak sebelum Lebaran hingga saat ini tidak ada perubahan. Semua jenis beras harganya masih stabil. Kemungkinan harga baru berubah pada hari Senin depan.
Untuk beras IR 64 kualitas 1 harganya saat ini Rp 9.500 per kilogram. Kemudian IR 2 Rp 8.600 per kilogram, IR 3 Rp 8.100 per kilogram dan IR 42 Rp 9.200 per kilogram. Untuk beras Cianjur Kepala Rp 13.400 per kilogram, beras Cianjur Slyp Rp 12 ribu per kilogram, beras Setra Rp 11.500 per kilogram, beras Saigon Rp 10.600 per kilogram.
Sementara, Ida (40), salah seorang pedagang beras mengatakan, sejak libur Lebaran perdagangan masih lesu. Sebab konsumen masih banyak yang mudik Lebaran. Kalaupun ada pembeli, jumlahnya sangat kecil dan hanya pedagang eceran yang berbelanja. Kebanyakan pembeli menggunakan sepeda motor, untuk membeli 2-3 karung ukuran 50 kilogram.
"Suasananya ya masih sepi seperti ini. Pembelinya belum normal seperti hari biasa. Hanya satu dua yang belanja, itupun hanya pedagang beras eceran, untuk dijual kembali," ujar Ida.