Food Station Dukung Kementan Tingkatkan Produksi Padi dan Jagung
PT Food Station Tjipinang Jaya menghadiri pertemuan antara Pengusaha Pedagang Beras dan Penggilingan Padi (Perpadi) dengan Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman di ruang kerja Kementan Gedung A Kementerian Pertanian, Selasa (7/11).
Jalan menuju swasembada harus kita lakukan dari sekarang
Pertemuan dengan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam rangka mendukung program (Kementan) yang akan mendorong pertumbuhan produksi padi dan jagung melalui pemanfaatan lahan rawa yang ada di seluruh Indonesia.
Andi Amran Sulaiman mengajak berbagai pihak untuk bersama-sama membangun sekto
r pertanian yang gemilang dan cemerlang. Dia berharap, produksi padi dan jagung bisa mencapai swasembada.Food Station Gandeng Kejari Pastikan Good Corporate Governance"Jalan menuju swasembada harus kita lakukan dari sekarang untuk menekan kebijakan impor. Jadi kita harus mandiri dan berdiri di kaki sendiri," ungkapnya, Rabu (8/11).
Ketua Perpadi, Sutarto Alimoeso menyampaikan, Perpadi siap mendukung kebijakan dan langkah-langkah Kementerian Pertanian seperti peningkatan produksi melalui pemanfaatan lahan rawa.
Menurutnya, kolaborasi pemerintah dan pengusaha penggiling padi sangat penting untuk memastikan produksi yang dilakukan berjalan dengan baik. Salah satunya dengan merevitalisasi penggiling berskala kecil dengan memanfaatkan layanan bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Kami memohon kepada Pak Menteri (Pertanian) supaya penggilingan padi yang kecil-kecil itu direvitalisasi. Salah satu yang kita usulkan tentunya memberi kesempatan untuk memperoleh kredit yang mudah dan murah seperti KUR," kata Sutarto.
Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Pamrihadi Wiraryo berharap adanya pembatasan alat dan kapasitas produksi untuk satu entitas usaha sehingga pengusaha penggilingan yang besar tidak mematikan para penggilingan kecil. Selain itu, Kementan diharapkan dapat merangkul penggilingan kecil agar tetap bisa hidup dan tumbuh bersama.
Dia mengatakan, dari puluhan ribu jumlah penggilingan di Indonesia diperkirakan memiliki kapasitas produksi beras Inlet (dari bahan baku) Gabah Kering Panen (GKP) 94 juta ton per tahun.
“Namun, volume produksi GKP dari petani per tahun diperkirakan hanya sebesar 54 juta ton, sehingga terjadi saling rebutan bahan baku di antara penggilingan padi tersebut,” ungkapnya.
Dia menambahkan, bagi pengusaha penggilingan yang memiliki modal dan kapasitas mesin yang besar, tentu saja akan banyak menyerap bahan baku dari para petani dengan jumlah yang sangat besar sehingga penggilingan kecil tidak kebagian bahan baku yang pada akhirnya mereka akan bangkrut.
“Prinsipnya, kami sangat mendukung kebijakan Kementan untuk meningkatkan volume produksi gabah kering melalui kemudahan dalam pemberian pupuk bersubsidi untuk petani, pemberian KUR pengusaha penggiling padi nasional serta konversi lahan untuk menjadi lahan pertanian,” tandasnya.