Ratusan Pemegang KJP Antre Belanja di Pasar Tradisional
Imbauan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama agar pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP) tidak belanja di pameran Jakarta Book & Education Fair 2015 karena harganya yang mahal, menjadi berkah bagi pedagang di pasar tradisional.
Harus ekstra sabar untuk mendapatkan peralatan sekolah. Karena jumlah warga yang antre diperkirakan lebih dari 500 orang
Sejumlah pedagang di pasar tradisional pemilik mesin autodebet, kini kebanjiran pembeli. Salah satunya Toko Nirwana Agung di Jl Raya Bogor, Kramatjati, Jakarta Timur. Banyaknya pembeli, membuat warga harus antre hingga meluber ke Jl Raya Bogor. Namun, untuk menggunakan kartu KJP yang fungsinya seperti ATM, kartu itu harus diaktifkan terlebih dahulu di Bank DKI, setelah itu baru dapat digunakan belanja.
Harga Buku Kemahalan Dinilai Tidak Pantas
Manda (32), warga Ceger, Cipayung, mengaku harga peralatan sekolah di toko dan pasar jauh lebih murah dibanding di Senayan tempat pameran buku berlangsung. Misalnya untuk satu pak buku tulis, jika di Senayan mencapai Rp 60 ribu, di Kramatjati hanya Rp 38 ribu.
"Harus ekstra sabar untuk mendapatkan peralatan sekolah. Karena jumlah warga yang antre diperkirakan lebih dari 500 orang," ujar ibu yang anaknya masih duduk di bangku sekolah dasar itu, Rabu (29/7).
Sementara itu, Kasudin Pendidikan Jakarta Timur Zona 2, Suharno mengatakan, sejauh ini belum mengetahui jumlah toko yang melayani autodebet Bank DKI. Sebab, itu adalah kewenangan Bank DKI. Namun, pihaknya akan koordinasi dengan pihak bank, agar dapat mengetahui toko mana saja yang melayani autodebet tersebut.
"Rencananya memang semua yang di Book Fair Senayan, akan dipindah ke wilayah. Agar warga mudah mengakses, namun sejauh ini kami belum tahu, berapa toko yang melayani autodebet Bank DKI ini," ucapnya.