Komisi A Minta BPBD Perbanyak Tenda Wanita di Lokasi Pengungsian
Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta, Heri Kustanto meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menambah jumlah tenda untuk pengungsi wanita, khususnya ibu hamil dan menyusui.
"Ada masukan dari masyarakat terkait tenda untuk ibu-ibu hamil dan menyusui,"
Menurut Heri, usulan ini berdasarkan aspirasi masyarakat yang mengemuka saat kegiatan reses yang dilakukannya.
"Ada masukan dari masyarakat terkait tenda untuk ibu-ibu hamil dan menyusui. Itu juga harus diprioritaskan," ujarnya di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (15/11).
Ketua Komisi A Ingatkan Pendirian Bangunan Harus Taat AturanHeri menyebutkan, selama ini ketersediaan tenda untuk pengungsi bencana, khususnya para wanita masih kurang. Termasuk juga bantuan kebutuhan untuk anak-anak seperti susu balita dan lainnya.
Selain itu, ia juga meminta BPBD DKI Jakarta memperhatikan penyediaan fasilitas lainnya yang dibutuhkan pengungsi seperti Mandi Cuci Kakus (MCK). Pihaknya juga mendorong penambahan perahu karet untuk membantu penanganan warga terdampak banjir.
"Kalau banjir itu yang lebih diutamakan untuk penambahan perahu karet," kata Heri.
Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta, Inad Luciawati juga menyarankan agar BPBD menambah ketersediaan perahu karet dan juga tenda darurat, terutama di wilayah rawan banjir. Ukuran perahu karet juga diingatkan perlu disesuaikan dengan kondisi wilayah setempat.
"Berikan juga sosialisasi cara penggunaan perahu karet yang benar, sehingga mereka siap dalam menghadapi bencana banjir," lanjut Inad.
Ia juga mengusulkan BPBD membentuk relawan bencana di tiap RW agar penanganan bencana bisa lebih cepat. Selain itu, BPBD dinilai perlu menjalin komunikasi dan koordinasi yang intensif dengan BMKG. Sehingga persiapan antisipasi menghadapi bencana bisa dilakukan lebih optimal.
Sementara itu, anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta lainnya, Muhammad Hasan Abdillah mengapresiasi langkah sigap BPBD DKI Jakarta yang telah melakukan persiapan antisipasi menghadapi bencana di musim hujan akhir tahun ini.
Ia menjelaskan, BPBD DKI Jakarta telah menyiagakan 267 petugas untuk dikerahkan di setiap kelurahan, sehingga penanganan bencana bisa dilakukan lebih cepat.
"Kami melihat BPBD telah melakukan banyak persiapan musim hujan ini," terangnya.
Hasan menerangkan, para petugas yang disiagakan tersebut nantinya bisa melakukan pengecekan kondisi sarana dan prasarana yang telah ditempatkan di kelurahan-kelurahan rawan banjir, seperti tenda pengungsi, perahu, jaket pelampung dan lainnya.
Di samping itu, ia juga mengingatkan agar BPBD melakukan pendataan daerah-daerah rawan banjir serta berkoodinasi dengan BMKG untuk memantau kondisi cuaca terkini dan potensi hujan. Sehingga BPBD bisa melakukan operasi modifikasi cuaca secara efektif.
"Operasi modifikasi cuaca ini tidak hanya dilakukan di Jakarta, tetapi juga di daerah sekitarnya yang berpotensi menjadi penyebab banjir, seperti Bogor dan Depok. Karena kan hulu berbagai sungai di Jakarta dari wilayah tersebut," jelasnya.
Hasan juga mengusulkan agar BPBD DKI bisa berkolaborasi dengan komunitas pemerhati lingkungan dan kebencanaan. Di antaranya Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) yang terdiri dari lembaga dan organisasi pegiat kebencanaan lintas sektor.