Keamanan Pangan Takjil di Kawasan Pasar Rawamangun Diperiksa
Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur bersama Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Jakarta melakukan pemeriksaaan takjil di kawasan Pasar Rawamangun.
"Memberikan rasa aman bagi masyarakat"
Dalam pemeriksaan yang dipimpin Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Kota Jakarta Timur, Fauzi tersebut dikerahkan sebanyak 25 personel gabungan untuk mengambil dan memeriksa 19 sampel takjil.
Fauzi menyampaikan apresiasi kepada BBPOM di Jakarta yang sudah bersinergi dengan Pemkot Jakarta Timur untuk.memastikan masyarakat tidak mengonsumsi produk pangan berbahaya.
Warga di Tiga Rusunawa Dibekali Pelatihan Membuat Bakso Berkualitas"Pemeriksaan ini dapat memberikan rasa aman bagi masyarakat
," ujarnya, Jumat (7/3).Kepala BBPOM di Jakarta, Sofiyani Chandrawati Anwar mengatakan, takjil yang diperiksa di antaranya, lontong, tahu goreng, pacar cina, kolak, putu mayang hingga mi kuning.
"Setelah dilakukan pengujian di mobil laboratorium didapati mi kuning dan tahu goreng yang mengandung formalin," bebernya.
Sofiyani menjelaskan, takjil yang diketahui mengandung bahan berbahaya tersebut langsung disita untuk dimusnahkan.
"Pedagang yang menjual takjil mengandung formalin ini langsung kita edukasi agar tidak menjual makanan yang mengandung zat dan bahan berbahaya," terangnya.
Menurutnya, penelusuran lebih lanjut akan dilakukan untuk mengetahui produsen dari mi kuning dan tahu isi mengandung formalin tersebut.
"Para pelaku usaha harus terus berkomitmen menjual produk pangan aman konsumsi," ungkapnya.
Sementara, Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Timur, Taufik Yulianto menambahkan, pengawasan produk pangan hasil pertanian, peternakan, dan perikanan terus dilakukan, termasuk saat Ramadan.
"Kami minta produsen maupun pedagang menaati peraturan yang ada, tidak menjual produk pangan yang mengandung zat atau bahan yang membahayakan untuk kesehatan," ucapnya.
Taufik juga mengingatkan agar pembeli atau konsumen untuk berhati-hati dan tetap selektif agar terhindar dari mengonsumsi produk pangan berbahaya.
"Jangan hanya tergiur karena harga yang murah, tapi kemudian juga mengabaikan kualitas," tandasnya.