Tekad Retno Meski Penyandang Disabilitas Ingin Menjadi Barista Mumpuni
Meski menjadi penyandang disabilitas, tak menuturkan tekad Retnowati Sibarani (59) untuk menjadi barista mumpuni. Asa untuk mewujudkan cita-cita itu dirintis dimulai Retno dengan mengikuti pelatihan di Pusat Pelatihan Kerja Daerah (PPKD) Jakarta Timur.
"Menjadi Barista hingga punya usaha kedai kopi
sendiri"
Atlet Tenpin Bowling DKI Jakarta ini sudah menjadi satu dari 20 peserta pelatihan Barista di PPKD Jakarta Timur Angkatan Kedua. Pelatihan mulai diikuti Retno sejak 16 April hingga 30 hari mendatang.
Warga Kelurahan Cibubur, Kecamatan Ciracas ini menuturkan, jika sudah mahir menjadi Barista, dirinya juga ingin memiliki kedai kopi sendiri.
Iin Apresiasi Kontribusi PPKD Jaktim Atasi Tawuran Melalui Pelatihan Kerja"Motivasi saya mengikuti pelatihan ini, ingin menjadi Barista hingga punya usaha kedai kopi
sendiri," ujarnya, saat ditemui di tempat pelatihan beberapa waktu lalu.Retno menuturkan, meski pemerintah sudah mengimbau sejumlah perusahaan untuk menerima penyandang disabilitas untuk diterima sebagai karyawan. Namun, belum ada perusahaan yang mau menerimanya bekerja.
"Saya jadi memutuskan rencana untuk menjadi wirausaha mandiri dengan diawali mengikuti pelatihan menjadi Barista. Sehingga, saya juga bisa tahu proses dari awal sebelum memulai usaha kedai kopi," terangnya.
Ia berharap, jika sudah memiliki usaha kedai kopi, nantinya juga bisa merekrut tenaga kerja sesama penyandang disabilitas.
"Saya ucapkan terima kasih kepada PPKD Jakarta Timur yang telah memfasilitasi penyandang disbilitas mengikuti pelatihan kerja bidang Barista," ungkap atlet yang pernah meraih medali perak di ajang Paragames tahun 2018 di Jakarta.
Retno yang pernah meraih medali perunggu di ajang Peparnas 2024 di Solo, Jawa Tengah ini juga menginginkan agar pelatihan kerja di kejuruan lain juga disiapkan kuotanya untuk penyandang disabilitas.
"Supaya ada pemerataan di segala bidang keahlian bagi penyandang disabilitas. Setiap penyandang disabilitas memiliki karakter dan hobi maupun keahlian berbeda-beda," bebernya.
Sementara itu, Kepala PPKD Jakarta Timur, Teguh Hendarwan menjelaskan, saat ini ada 20 penyandang disabilitas yang mengikuti pelatihan kerja Angkatan Kedua.
"Setiap tahun kami membuka pelatihan kerja di bidang Barista khusus untuk disabilitas dan peminatnya sangat banyak," bebernya.
Menurutnya, penyandang disabilitas juga ada yang mengikuti pelatihan kerja bidang kejuruan Komputer dan Digitalisasi Marketing.
"Tentu secara khusus kami juga menyiapkan ahli bahasa isyarat agara materi pelatihan yang diberikan mudah dipahami dan dimengerti oleh peserta penyandang disabilitas," tandasnya.