You don't have javascript enabled. Good luck with that.
Pencarian
Pameran ‘Kukuh, Bertumbuh’, Ruang Dialog Tiga Perempuan Perupa dan Para Perawat Bumi
.
photo Istimewa - Beritajakarta.id

"Kukuh, Bertumbuh" Tampilkan Karya Tiga Perempuan Perupa

Dewan Kesenian Jakarta bersama Cemara 6 Galeri-Toeti Heraty Museum menginisiasi Lab Perspektif Perempuan menghadirkan pameran seni rupa karya-karya kolaboratif antara perempuan perempuan dan masyarakat dari beberapa wilayah di Indonesia.

"sebagai pembentuk pengetahuan,"

Pada gelaran tahun ini, Lab Perspektif Perempuan mengangkat tema ‘Kukuh, Bertumbuh’, sebagai upaya membaca kembali ketahanan sosial, terutama dari perspektif perempuan, yang sering tak terlihat dalam wacana utama seni rupa.

Pameran Peringatan 620 Tahun Pelayaran Cheng Ho Dimulai Malam ini

Pameran ini berlangsung 13-20 Juli 2025 setiap pukul 10.00-17.00 WIB di Cemara 6 Galeri-Toeti Heraty Museum, Menteng, Jakarta Pusat.

Lab Perspektif Perempuan menghadirkan karya tiga perupa, yakni Alexandra Karyn, Anisa Nabilla Khairo, dan Kae Oktorina. Pameran ini juga mengajak Ayu Maulani sebagai kurator serta Nirwan Sambudi sebagai asisten kurator.

Ketiga perempuan perupa ini melakukan riset selama tiga bulan di beberapa daerah yakni Kampung Dadap, Banten; Tapang Balu, Sumatera Barat; dan Suku Kajang, Sulawesi Selatan, sebelum menuangkan perspektifnya terhadap isu ketahanan sosial dalam karya.

Ketua DKJ, Bambang Prihadi, program Lab Perspektif Perempuan dikembangkan sebagai kelanjutan dari inisiatif pameran perupa perempuan sejak 2021, dengan pendekatan yang lebih kolaboratif dan partisipatif.

“Melalui Lab Perspektif Perempuan, DKJ sebagai penyelenggara utama ingin membuka ruang di mana pengalaman perempuan tak hanya dihadirkan sebagai subjek, tetapi juga sebagai pembentuk pengetahuan,” ujarnya, Senin (14/7).

Sebagai kurator, Ayu Maulani, menjelaskan proses kuratorial dalam Lab Perspektif Perempuan berangkat dari keyakinan bahwa seni harus bersumber dari pengalaman sosial yang konkret.

"Pameran ini merupakan upaya dalam menciptakan ekosistem belajar yang hidup dan partisipatif ketika riset, eksperimen, dialog, dan produksi karya menjadi bagian dari proses yang utuh, dan karya seni merupakan bentuk perlawanan serta perayaan atas laku hidup perempuan Indonesia,” tandasnya.

Berita Terkait
Berita Terpopuler indeks
  1. Besok, Festival Urban Farming Kembali Digelar

    access_time09-07-2025 remove_red_eye2545 personAldi Geri Lumban Tobing
  2. Pimpinan Operator dan Mitra Diajak Merasakan Layanan Transjakarta

    access_time10-07-2025 remove_red_eye1367 personAldi Geri Lumban Tobing
  3. MRT Jakarta Kaji Perluas Rute ke Tangerang Selatan

    access_time13-07-2025 remove_red_eye1029 personAldi Geri Lumban Tobing
  4. Transjakarta Didorong Kembangkan Layanan Strategis

    access_time11-07-2025 remove_red_eye936 personFakhrizal Fakhri
  5. Pengurus IKAL DKI Jakarta 2025–2030 Resmi Dilantik

    access_time09-07-2025 remove_red_eye831 personFakhrizal Fakhri

Hitung Mundur 22 Juni 2027

00
Hari
00
Jam
00
Menit
00
Detik