Walikota Jakut Minta Interaksi Siswa dan Guru Dikembangkan
Walikota Jakarta Utara, Heru Budi Hartono mengatakan, proses pembelajaran akan efektif, jika komunikasi dan interaksi antara guru dengan siswa terjadi secara intensif. Guru dapat merancang model-model pembelajaran sehingga siswa dapat belajar secara optimal. Guru mempunyai peran ganda dan sangat strategis dalam kaitannya dengan kebutuhan siswa.
Setiap hari seorang siswa diberi waktu lima menit untuk maju, dan menyampaikan tentang apa saja yang ingin mereka sampaikan di depan kelas
"Setiap hari seorang siswa diberi waktu lima menit untuk maju, dan menyampaikan tentang apa saja yang ingin mereka sampaikan di depan kelas. Dari interaksi itu, diharapkan guru bisa mengetahui apa saja yang menjadi kebutuhan anak didiknya," kata Heru Budi Hartono,
saat memberikan pengarahan kepada Kepala Sekolah se-Kecamatan Koja, di SMA Negeri 13, Rawa Badak, Jakarta Utara, (9/5).Jokowi: Pendidikan Budi Pekerti Harus DiutamakanMenurut Heru, dengan pola interaksi seperti itu, guru juga bisa mengetahui kondisi yang dialami siswa didiknya di kelas, baik kesehatan maupun mentalnya. "Ketika maju ke depan kelas, si anak akan kelihatan, apakah dia sehat atau sakit. Bahkan anak yang punya banyak masalah di rumah juga bisa ketahuan," jelas Heru.
Heru menambahkan, dalam interaksi di kelas, guru harus mengutamakan siswa yang menerima Kartu Jakarta Pintar (KJP). Hal ini untuk mengetahui, apakah subsidi yang diberikan melalui KJP, digunakan sesuai dengan kebutuhan siswa atau tidak. "Jangan sampai anak yang mendapatkan KJP, ketika diminta maju oleh gurunya, baju dia robek, sepatunya bolong. Pas ditanya uang KJP kemana, dia jawab di pakai beli rokok sama bapak, itukan bahaya," tukasnya.
Di samping itu, pola interaksi yang dilakukan harus rutin setiap pagi, sebelum proses belajar mengajar dimulai. Pasalnya, kebiasaan tersebut sudah dilakukan di negara maju, seperti Jepang.
"Di Jepang, kebiasaan itu dimulai sejak sekolah hingga bekerja, dan hasilnya sangat nyata. Mereka selalu senang dengan apa yang mereka kerjakan, baik di sekolah maupun di rumah," paparnya.
Hal itu dibenarkan Kepala Sekolah SDN 01 Tugu Utara, Neneng. Menurutnya, kebiasaan dengan memulai interaktif sebelum belajar, sangat membantu para guru mengerti dan memahami anak didik di sekolahnya. Selain itu, pola tersebut juga membuat anak-anak senang, sebab apa yang menjadi keinginan meraka bisa disampaikan langsung kepada gurunya.
"Mereka senang, karena mereka bisa bercerita tentang hal apa pun yang mungkin ingin mereka sampaikan kepada kami," jelas Neneng.