You don't have javascript enabled. Good luck with that.
Pencarian
Pedagang Bedug Tanah Abang Kuasai Trotoar
Menjelang hari raya Idul Fitri, puluhan pedagang bedug mulai memenuhi kawasan sekitar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Hal itu tentunya menambah semarak bulan suci Ramadhan. Namun disayangkan, puluhan pedagang bedug tersebut menjual dagangannya di atas t.
photo Suriaman Panjaitan - Beritajakarta.id

Pedagang Bedug Tanah Abang Kuasai Trotoar

Menjelang hari raya Idul Fitri, puluhan pedagang bedug mulai memenuhi kawasan sekitar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Hal itu tentunya menambah semarak bulan suci Ramadhan. Namun disayangkan, puluhan pedagang bedug tersebut menjual dagangannya di atas trotoar dan di fasilitas umum (fasum) sehingga mengakibatkan kesemrawutan dan kemacetan.  

Setiap pagi kami melakukan penertiban. Meski demikian, sore selalu datang lagi. Kalau ditindak mereka berjanji tidak akan melakukan lagi. Padahal, besok datang lagi

Pantauan beritajakarta.com, puluhan pedagang tersebut mulai membuka lapaknya sekitar pukul 15.00 hingga 19.00. Banyaknya pembeli yang menawar dari atas kendaraan menyebabkan daerah sekitar menjadi macet.

Muhdi (46), salah seorang pedagang bedug mengatakan, ia dan pedagang lainnya menyadari jika berdagang di atas trotoar atau fasilitas umum melanggar aturan dan merebut hak pejalan kaki. "Salah memang betul, namanya juga lagi nyari uang buat hari raya, mau tidak mau harus buka," katanya, Minggu (13/7).

Camat Gambir Kewalahan Atasi Pedagang Velg Mobil

Selama kurang lebih satu minggu berdagang, kata Muhdi, ia telah berhasil menjual 15 buah bedug dari 30 bedug yang dibawanya. Harga bedug yang ditawarkan cukup bervariasi, mulai dari yang berdiameter 70 sentimeter dijual dengan harga Rp 550 ribu dan bedug dengan diameter 30 sentimeter dijual dengan harga Rp 375 ribu. Namun, keduanya belum termasuk kaki bedug yang dijual dengan harga Rp 250 ribu per kaki.

"Harga bersaing, tapi buat bedug yang besar harga sudah pas, tidak bisa di nego," ucapnya.

Camat Tanah Abang, Hidayatullah, mengatakan, pihaknya terus melakukan upaya penertiban pedagang yang melanggar aturan. Bahkan, penertiban pedagang kaki lima (PKL) hampir setiap hari dilakukan. Namun, banyak PKL yang tetap membandel walaupun barang dan tempatnya berdagang telah disita. Menurut Hidayatullah, persoalan PKL dapat diselesaikan secara perlahan.  

Setiap pagi kami melakukan penertiban. Meski demikian, sore selalu datang lagi. Kalau ditindak mereka berjanji tidak akan melakukan lagi. Padahal, besok datang lagi,” ucapnya.

Kasatpol PP Jakarta Pusat, Yadi Rusmayadi, mengatakan, pada saat Ramadahan biasanya aktivitas perdagangan di Tanah Abang akan mengalami peningkatan dan mencapai puncaknya menjelang perayaan Idul Fitri nanti.

Pihaknya, tambah Yadi, terus melakukan pemantauan dan penertiban bagi PKL yang menyalahi aturan.

Berita Terkait
Berita Terpopuler indeks
  1. Kolaborasi Transjakarta - Telkomsel Tingkatkan Pelayanan bagi Pelanggan

    access_time19-12-2024 remove_red_eye1417 personAldi Geri Lumban Tobing
  2. Pemprov DKI Tetapkan UMSP 2025, Ini Rinciannya

    access_time16-12-2024 remove_red_eye1322 personFolmer
  3. Operasi Modifikasi Cuaca Efektif Kurangi Curah Hujan di DKI

    access_time16-12-2024 remove_red_eye1254 personBudhi Firmansyah Surapati
  4. Transjakarta Uji Coba Layanan 'Open Top Tour of Jakarta'

    access_time21-12-2024 remove_red_eye1170 personAldi Geri Lumban Tobing
  5. Pemprov DKI Raih Penghargaan Indeks Reformasi Hukum dari Kementerian Hukum RI

    access_time16-12-2024 remove_red_eye1099 personFolmer