52 Kendaraan di Cengkareng Terjaring Razia
Suku Dinas Perhubungan Jakarta Barat menjaring 52 kendaraan di sejumlah titik rawan macet dan parkir liar di kawasan Cengkareng, Senin (11/8). Hasil ini terbilang tidak maksimal karena minimnya angkutan umum yang terjaring. Karena diduga penertiban tersebut telah bocor.
Razia diduga telah bocor. Karena di kolong tol JORR W1 yang biasanya ramai angkot ngetem justru kosong
Seperti yang terpantau di kolong jalan tol JORR W1 yang tampak sepi. Padahal pada hari biasa di lokasi tersebut dijadikan lokasi mangkal puluhan angkutan umum trayek Cengkareng-Kamal dan Grogol-Kalideres berpelat kuning atau hitam.
Petugas Sudin Perhubungan kemudian menuju kawasan Daan Mogot. Di lokasi ini petugas menilang KWK 02 trayek Kota-Cengkareng bernopol B 1056 QO dan menderek Kopami P 12 trayek Kalideres-Kota bernopol B 7491 SS.
Dishub Kewalahan Atasi Macet Tanah AbangSasaran penertiban berikutnya adalah Jl Kamal Raya, tepatnya di kawasan Seribu Ruko. Belasan truk boks angkutan barang berukuran besar dan sedang yang tengah parkir langsung ditilang petugas.
Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Sudin Perhubungan Jakarta Barat, Imam Slamet mengatakan, dalam razia yang mengerahkan sebanyak 81 personel gabungan yang terdiri atas Sudin Perhubungan, Satpol PP, TNI, Garnisun dan Polri itu berlangsung pukul 10.00 himgga pukul 14.00.
“Razia diduga telah bocor. Karena di kolong tol JORR W1 yang biasanya ramai angkot ngetem justru kosong," ujar Imam.
Imam merinci, dari 52 kendaraan yang terjaring masing-masing 25 kendaraan ditilang, 25 kendaraan cabut pentil dan dua kendaraan diderek. “Penertiban tersebut kami lakukan karena selain parkir bukan pada tempatnya, juga jadi penyebab kemacetan,” tegas Imam.
Imam menegaskan, khusus bagi truk yang parkir di kawasan Seribu Ruko, pihaknya akan berkoordinasi dengan walikota Jakarta Barat untuk membongkar portal besi yang dipasang pengelola kawasan Seribu Ruko. Karena keberadaan portal besi di gerbang masuk itu membuat truk-truk tersebut tidak dapat membongkar muat barangnya di dalam kawasan.
“Idealnya bongkar muat barang harus di dalam kawasan tersebut. Tapi, karena ada portal, truk tidak bisa masuk sehingga bongkar muat dilakukan di pinggir jalan," tandas Imam
Manullang (55), sopir Kopami P 12 diderek petugas ke Terminal Rawabuaya mengaku hanya hanya bisa pasrah. “Kendaraan saya rusak jadi sedang saya perbaiki di halte. Ya jadinya saya tidak bisa berbuat apa-apa, makanya biar saja diderek,” tukasnya.