IKJ Akan Semarakkan Kota Tua dengan Atraksi Seni
Mahasiswa Institut Kesenian Jakarta (IKJ) kini punya tempat baru di Kota Tua, Jakarta Barat, untuk mengekspresikan kemampuan seninya. Setelah revitalisasi selesai dilakukan pada kawasan tersebut, mahasiswa IKJ bisa menyemarakkan kawasan bersejarah itu dengan kegiatan seni dan hiburan
sehingga diharapkan dapat menarik wisatawan baik lokal maupun mancanegara berkunjung ke tempat tersebut.Harusnya seperti itu, artinya mesti ada kegiatan. Jadi orang kalau datang ke Kota Tua itu dia bisa lihat pertunjukan. Kalau kita sengaja bikin pertunjukan biasa, tapi kalau mahasiswanya sambil latihan sambil pertunjukan ini jadi murah
"Harusnya seperti itu, artinya mesti ada kegiatan. Jadi orang kalau datang ke Kota Tua itu dia bisa lihat pertunjukan. Kalau kita sengaja bikin pertunjukan biasa, tapi kalau mahasiswanya sambil latihan sambil pertunjukan ini jadi murah," kata Basuki Tjahaja Purnama, Wakil Gubernur DKI Jakarta di Balaikota DKI Jakarta, Selasa (19/8).
Menurut Basuki, tidak mudah menemukan kawasan seperti Kota Tua. Sehingga kawasan tersebut harus dijaga kelestariannya. Terlebih kawasan tersebut tidak dapat dibangun ulang atau dibuat replikanya. "Kalau daerah yang lain mungkin sudah kena bom. Nah ini kita tidak bisa mereplika, karena bukan cuma bentuk saja. Tapi, ada narasi ceritanya itu," ujarnya.
Revitalisasi Kota Tua Bakal DikebutBasuki menyebut, kawasan pertama yang akan dilakukan revitalisasi adalah Masjid Luar Batang. Sebab dari lokasi itulah Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) pertama kali masuk ke Indonesia. "Di Masjid Luar Batang ada dua tower itu, itulah pertama kali masuk VOC. Kemudian dibangun masjid baru mulai menduduki, jadi sejarahnya mesti ada," jelasnya.
Salah satu gedung yang akan dimanfaatkan untuk pengembangan IKJ, kata Basuki, adalah pemberian dari PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI). Pemberian gedung tersebut ke IKJ ditandai dengan ditandatanganinya nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) rencana pemanfaatan bangunan di Jalan Malaka 7 dan 9. Penandatanganan dilakukan antara CEO PT Pembangunan Kota Tua Jakarta Lin Che Wei dan Ketua Yayasan Seni Budaya Jakarta Slamet Raharjo.
Pada kesempatan yang sama juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman MoU antara PT Pembangunan Kota Tua Jakarta dan Kelompok Pelestarian Budaya Kota Tua bersama dengan PT PPI. Dalam kesempatan itu disepakati rencana revitalisasi gedung-gedung bersejarah yang terancam runtuh di kawasan Kota Tua milik PPI.
Salah satu gedung milik PPI yang akan diserahkan kepada IKJ untuk pusat pengembangan kampus. Gedung lainnya akan digunakan untuk pusat kegiatan kreatif, restoran, galeri seni, penginapan, kantor, dan toko buku.
Direktur Utama PT PPI, Wahyu Suparsono mengatakan, MoU ini dilakukan untuk revitaliasasi bangunan bersejarah milik PPI di kawasan Kota Tua. Terlebih banyak bangunan yang dalam kondisi rusak parah dan terbengkalai. Sebab, selama ini tidak ada kontrak pemanfaatan yang berhasil terwujud.
"Selama ini gedung-gedung milik kami justru dimanfaatkan ilegal oleh individu maupun sebagai lahan parkir dan gudang. Pendapatan dari usaha tersebut juga tidak jelas pemanfaatan dan pertanggungjawabannya," ucap Wahyu.
Dikatakan Wahyu, PPI merupakan salah satu BUMN yang paling banyak memiliki aset gedung bersejarah di kawasan Kota Tua. Dari 206 bangunan yang ada, hampir 50 persen di antaranya dimiliki oleh PPI. Namun, dari sejumlah aset yang dimiliki oleh PPI, hanya 16 sertifikat bangunan yang akan dikerjasamakan dalam revitalisasi Kota Tua ini. Bangunan tersebut terdapat di empat lokasi, salah satunya di Kalibesar.
Salah satunya adalah bekas toko kelontong Van Vlueten dan Cox yang didirikan pada 1865. Bangunan lainnya, eks gedung Tjipta Niaga yang didirikan pada 1912. Kemudian gedung peninggalan abad ke-19 yaitu bangunan yang pernah digunakan oleh G Kolff dan Co yang didirikan pada 1860.