You don't have javascript enabled. Good luck with that.
Pencarian
Yayasan Oplet Robet Lestarikan Lenong Betawi
.
photo Humas Jakarta Timur - Beritajakarta.id

Oplet Robet Terus Berkiprah Jaga Eksistensi Seni Budaya Betawi

Yayasan Oplet Robet (Ocehan Plesetan Rombongan Betawi) terus berkiprah untuk menjaga, melestarikan dan memajukan seni budaya Betawi. Yayasan yang dipimpin komedian sekaligus artis seni peran, Ramdani atau lebih dikenal Qubil AJ ini pada awalnya hanyalah berbentuk grup atau komunitas.

Sebagai orang betawi saya memiliki kesadaran dan kecintaan terhadap budaya betawi yang ingin di lestarikan

Sejumlah pementasan Lenong Betawi, baik di lingkungan masyarakat, instansi pemerintah, maupun swasta sudah dilakoni. Tidak hanya itu, Yayasan Oplet Robet juga aktif menggelar lomba Lenong Betawi di Taman Ismail Marzuki (TIM), Menteng, Jakarta Pusat.

Sekretaris Yayasan Oplet Robet, I Goess Magrib menuturkan, cikal bakal Yayasan Oplet Robet bermula saat Teater Cagar Budaya vakum. Sehingga, baik pengurus maupun anggota mencari jalan masing-masing untuk tetap bisa berkesenian.

Perguruan Tunggal Pitung Jatayu Ikut Lestarikan Silat Betawi

"Grup Oplet Robet terbentuk tahun 2001. Kemudian, berkembang menjadi yayasan di tahun 2010, sudah terdaftar di notaris dan Lembaga Kebudayaan Betawi," kata Goess, di kantor yayasan sekaligus Sanggar Oplet Robet, Jl Asem Nirbaya, RT 15/02, Kelurahan Pinang Ranti, Makasar, Jakarta Timur, Rabu (20/12).

Dijelaskannya, Oplet Robet juga sudah menciptakan lagu-lagu bernuansa Betawi dan melakukan rekaman di tahun 2013. Lagu-lagu yang sudah berhasil dibuat seperti, Amineh, Oplet Robet, Gare-gare Pulang Pagi, Kaga Diajak Jajan, Uler Tangge, Halimah, Hiburan Berani, Betawi Inpor, Minta Kawin, dan Gagal Apel.

"Secara pribadi, saya merupakan orang Betawi yang harus memiliki kesadaran dan kecintaan terhadap budaya Betawi agar terus lestari," terangnya.

Menurut Goess, untuk pementasan lenong rutinitasnya tidak dapat dipastikan. Bahkan, pernah terjadi dalam satu bulan tidak ada panggilan untuk pentas.

"Kalau lakon yang biasa dibawakan saat pentas biasanya bertema tentang cerita kerajaan atau bangsawan. Setiap pemain dituntut menguasai materi dan harus improvisasi dalam membangun sebuah cerita," ungkapnya.

Ia menambahkan, bagi masyarakat yang ingin bergabung bisa datang langsung ke sanggar atau Kantor Yayasan Oplet Robet setiap hari Minggu pukul 10.00-16.00 WIB. Anggota tidak dipungut bayaran alias gratis.

"Saat ini, mereka yang sudah bergabung berjumlah 50 orang," tuturnya.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, sambungnya, diharapkan dapat lebih memperhatikan lagi nasib para pelaku seni maupun sanggar Betawi, baik dengan menyediakan fasilitas maupun ruang untuk berpentas.

"Kami ingin, rutinitas pementasan seni budaya Betawi lebih ditingkatkan dan semakin banyak lagi sanggar maupun pelaku seni Betawi yang terlibat," tandasnya.

Berita Terkait
Berita Terpopuler indeks
  1. Kolaborasi Transjakarta - Telkomsel Tingkatkan Pelayanan bagi Pelanggan

    access_time19-12-2024 remove_red_eye1461 personAldi Geri Lumban Tobing
  2. Transjakarta Uji Coba Layanan 'Open Top Tour of Jakarta'

    access_time21-12-2024 remove_red_eye1270 personAldi Geri Lumban Tobing
  3. Halte Simpang Pramuka dan Rawamangun Ditutup, Transjakarta Lakukan Penyesuaian Layanan

    access_time18-12-2024 remove_red_eye1067 personAldi Geri Lumban Tobing
  4. Kadishub Tegaskan Tidak Ada Penghapusan Layanan Transjakarta Setelah MRT Fase 2A Selesai

    access_time21-12-2024 remove_red_eye1006 personAldi Geri Lumban Tobing
  5. Semarak Christmas Carol di Jakarta Sambut Natal

    access_time18-12-2024 remove_red_eye978 personDessy Suciati