Warga Keluhkan Tumpukan Sampah di Penggilingan
Warga di Jl Komarudin, RT 01/05, Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur, mengeluhkan gunungan sampah di tempat pembuangan sampah liar di lokasi tersebut. Parahnya lagi, keberadaan tumpukan sampah itu sudah berlangsung cukup lama. Selain menebar aroma bau tak sedap, tumpukan sampah itu juga menyebabkan timbulnya belatung yang banyak masuk ke rumah warga.
Kita akan kerahkan petugas untuk kerja bakti massal, seperti yang pernah kita lakukan di TPS liar di Kampung Rambutan
Aliyah (55), warga RT 01/05 Penggilingan, yang rumahnya berhimpitan dengan TPS seluas 250 meter persegi tersebut mengatakan, setiap hari keluarganya harus menghirup bau busuk dari sampah yang sudah menggunung sejak 20 tahun lalu itu. "Kami benar-benar tersiksa, karena sampah tak pernah diangkut. Air tanah juga tidak layak dikonsumsi karena terkena dampaknya," keluh Aliyah, Jumat (27/2).
Kasudin Kebersihan Jakarta Timur, Marnaek Siahaan, sejauh ini belum dapat dikonfirmasi. Beberapa kali ditelpon, handphone nya tak aktif. Demikian halnya saat dikonfirmasi melalui blackberry massanger, yang bersangkutan tidak memberikan jawaban.
135 Warga & PKL Jalani Sidang Yustisi di JakpusWalikota Administrasi Jakarta Timur, Bambang Musyawardhana, berjanji akan mengecek lokasi gunungan sampah yang dimaksud. Jika benar, pihaknya akan langsung melakukan koordinasi dengan Sudin Kebersihan untuk mengangkut sampah tersebut.
"Kita akan kerahkan petugas untuk kerja bakti massal, seperti yang pernah kita lakukan di TPS liar di Kampung Rambutan. Prinsipnya setiap ada keluhan masyarakat langsung ditindak lanjuti. Dimanapun tumpukan sampah itu ada, pasti akan dibersihkan," ujar Bambang Musyawardhana.
-
Buang Sampah di Makam, Fatullah Didenda Rp 150 Ribu
access_timeJumat, 27 Februari 2015 11:39 WIB
remove_red_eye4418 personRio Sandiputra -
20 Truk Angkut Sampah Sisa Kebakaran di Sawah Besar
access_timeKamis, 26 Februari 2015 15:12 WIB
remove_red_eye4563 personRudi Hermawan -
Djarot: Pengolahan Sampah Harus Berjenjang
access_timeSelasa, 24 Februari 2015 22:09 WIB
remove_red_eye3201 personErna Martiyanti