UP AGD Dinkes Raih Silver Award IndoHCF Tingkat Nasional
access_time Selasa, 01 Desember 2020 09:40 WIB
remove_red_eye 2605
person Reporter : Aldi Geri Lumban Tobing
person Editor : Rio Sandiputra
UP Ambulans Gawat Darurat (AGD) Dinas Kesehatan DKI Jakarta meraih Silver Award IndoHCF (Indonesia Hea
lth Care Forum) tingkat nasional, kategori Inovasi Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT).
Jakarta Emergency Medical Service (JEMS), sebuah inovasi penanganan kegawatdaruratan medis bagi masyarakat di Jakarta baik sehari-hari maupun saat bencana
Penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi terhadap Jakarta Emergency Medical Service (JEMS), sebuah inovasi penanganan kegawatdaruratan medis bagi masyarakat di Jakarta baik sehari-hari maupun saat bencana.Percepat Respons, Dinkes DKI Siagakan Ambulans di Lokasi Strategis
Kepala UP Ambulans Gawat Darurat (AGD) DKI Jakarta, Iwan Kurniawan mengatakan, JEMS mengintegrasikan dengan baik mulai dari kegawatdaruratan prahospital hingga antar fasilitas kesehatan.
Menurutnya, kejadian gawat darurat tentunya tidak bisa diprediksi, kapan dan di manapun seseorang dapat mengalami kejadian kegawatdaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. Keterlambatan dalam penanganan dapat berakibat kecacatan fisik dan atau bahkan sampai kematian.
"Kondisi ini memerlukan penanganan gawat darurat yang segera dan tepat, sehingga pertolongan pertama kepada korban atau pasien bisa dilakukan optimal. Kami akan terus berusaha untuk menciptakan dan menjalankan dengan baik inovasi JEMS sehingga pelayanan gawat darurat di DKI Jakarta dapat berjalan secara optimal," ungkap Iwan, Selasa (1/12).
Iwan menjelaskan, JEMS terdiri dari inovasi layanan kegawatdaruratan seperti, AGD Siaga, AGD Safe Community, aplikasi SPGDT AGD, dan aplikasi Sahabat AGD.
Dia merinci, AGD Siaga merupakan upaya peningkatan kesiapsiagaan terhadap kegawatdaruratan medis yang terjadi di tengah masyarakat. AGD akan standby di titik-titik strategis pada jam-jam kepadatan lalu lintas di DKI Jakarta, untuk kecepatan penanganan.
"Perbandingannya sebelum ada AGD Siaga, petugas ambulans ada di pos masing-masing jadi begitu ada kegawatdauraan dia siap-siap dulu segala macem. Dengan siaga di titik-titik strategis begitu ada kegawatdaruratan atau kecelakaan di sekitar situ ambulans langsung meluncur lebih cepat," jelasnya.
Sedangkan AGD Safe Community merupakan upaya untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap pertolongan kejadian gawat darurat medis yang bisa terjadi kapan dan di manapun.
AGD Safe Community dapat memperbanyak penolong pertama yang dapat segera menyelamatkan kejadian gawat darurat medis di tengah-tengah masyarakat. Tenaga medis dari total penduduk hanya sekian persen, tidak banyak.
"Orang-orang awam yang terlatih bisa melakukan bantuan hidup dasar itu penting sebagai first responder. Kami memberikan pelatihan kepada petugas Dishub, Polantas, Damkar, Transjakarta, MRT, dan KAI supaya bisa melakukan pertolongan pertama kalau ada serangan jantung atau kecelakaaan," katanya.
Inovasi lainnya yakni pengembangan aplikasi SPGDT AGD. Di dalamnya terdapat informasi kesehatan, informasi fasilitas kesehatan, integrasi kegawatdaruratan dari mulai pra hospital maupun jejaring rujukan antar rumah sakit, early warning system cuaca, termasuk ketersediaan darah di DKI Jakarta.
"Sehingga pelayanan gawat darurat akan lebih terintegrasi dengan baik dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat dan lintas sektoral. Sekarang lagi pengembangan dari aplikasi tersebut," ucap Iwan.
Sementara itu, aplikasi Sahabat AGD yang akan dikembangkan untuk seluruh masyarakat. Dalam aplikasi tersebut masyarakat dapat mengenal lebih dekat pelayanan AGD Dinkes DKI Jakarta, produk pelatihan kegawatdaruratan, dan materi-materi pertolongan pertama.
Selain itu masyarakat juga dapat melihat ambulans dan RS terdekat dari posisi pengguna berada, serta meminta pertolongan segera yang akan terhubung SPGDT AGD Dinkes DKI Jakarta sehingga akan banyak nyawa terselamatkan.
"Ke depan kita kembangkan, ambulans itu bisa diorder, jadi lebih cepat response timenya. Tahun depan baru mau dibuat. Konsep sudah ada, untuk membentuk aplikasi itu komponen penunjang itu harus sempurna dulu," terangnya.
Untuk diketahui, penilaian penghargaan Silver Award IndoHCF tersebut mengacu bukan hanya terhadap inovasi layanan yang sedang atau sudah berjalan, tetapi inovasi atau pengembangan layanan yang akan dilaksanakan.
Adapun poin penilaian penghargaan diantaranya, konsep, dampak atau manfaatnya kepada masyarakat, dan berkesinambungan atau kontinyu.
Berita Terkait
-
Sudinkes Berikan Pelatihan untuk Pemandu Wisata Air
access_timeRabu, 10 April 2019 14:32 WIB
remove_red_eye2171 personSuparni -
Kompetensi Tenaga Medis Puskesmas di Kepulauan Seribu Terus Ditingkatkan
access_timeJumat, 22 Februari 2019 12:33 WIB
remove_red_eye2422 personSuparni -
25 Warga Terjaring Operasi Tibmask di Jl Bugis
access_timeRabu, 18 November 2020 18:21 WIB
remove_red_eye1909 personBudhi Firmansyah Surapati
Berita Terpopuler
indeks