You don't have javascript enabled. Good luck with that.
Pencarian
Beri Tunjangan Transportasi, DKI Hemat Rp 200 Miliar
Meski tidak ada nomenklaturnya, pemberian tunjangan transportasi kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS) DKI yang diminta dicoret Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dinilai menguntungkan bagi pengelolaan keuangan daerah. Bahkan, Gubernur DKI Jakarta, B.
photo Reza Hapiz - Beritajakarta.id

Beri Tunjangan Transportasi, DKI Hemat Rp 200 Miliar

Meski tidak ada nomenklaturnya, pemberian tunjangan transportasi kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS) DKI yang diminta dicoret Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dinilai menguntungkan bagi pengelolaan keuangan daerah. Bahkan, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, pemberian tunjangan transportasi kepada PNS saat ini lebih hemat anggaran dibanding memberikan kendaraan dinas. 

Kalau kami beli mobil ditambah uang servis dibandingkan dengan kami beri mentah (uang tunai) saja, kami bisa untung Rp 200 miliaran lebih lho

"Soal transportasi bisa kami perdebatkan, memang tidak ada nomenklaturnya. Kalau kami beli mobil ditambah uang servis dibandingkan dengan kami beri mentah (uang tunai) saja, kami bisa untung Rp 200 miliaran lebih lho," kata Basuki di Balaikota, Senin (16/3). 

Basuki Prediksi APBD Bisa Digunakan April

Basuki mengungkapkan, dengan memberi kendaraan dinas pihaknya wajib menanggung biaya asuransi, servis dan lainnya. Namun, jika hanya memberikan tunjangan, Pemprov DKI tidak akan menanggung lagi biaya asuransi dan lain-lain.

Apalagi, sebagian besar PNS DKI atau pejabat eselon saat ini tidak menggunakan kendaraan dinas. Misalnya, Asisten Sekda Bidang Keuangan DKI, Andi Baso Mappapoleonro yang menggunakan transportasi kereta rel listrik (KRL) dari kediaman menuju kantor di Balaikota.

"Makanya, kami tawarin mau ambil uang atau kendaraan dinas. Kalau mobilnya nganggur, kami habiskan uang sebesar Rp 10 juta lebih tiap bulan. Tapi, ini sebuah terobosan yang belum siap aturannya. Kalau kami kasih mentahnya, dia (PNS) dan pemerintah untung," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI, Heru Budi Hartono menjelaskan, tunjangan transportasi yang dicoret Kemendagri dialokasikan ke dalam belanja modal. Dengan kebijakan ini, Pemprov DKI hanya menyediakan mobil dinas bagi pejabat eselon II dan I saja.

"Pokoknya kami ikuti aturan Kemendagri," jelasnya.

Sekadar diketahui Pemprov DKI pada tahun 2014 menerapkan sistem pemberian tunjangan operasional sebagai pengganti fasilitas kendaraan dinas. Dalam Pergub yang ditandatangani Joko Widodo saat menjadi gubernur, pejabat eselon IV setingkat kepala seksi, kepala sub bagian, dan lurah akan menerima tunjangan transportasi sebesar Rp 4,5 juta. Untuk pejabat eselon III setingkat kepala bagian, camat, dan kepala suku dinas memperoleh Rp 7,5 juta. Sementara itu, pejabat eselon II setingkat kepala dinas, kepala biro, dan walikota mendapatkan sekitar Rp 12 juta per bulan. Sedangkan PNS yang tidak punya jabatan alias staf biasa akan menerima tunjangan transportasi disesuaikan dengan pangkat dan golongannya.

Berita Terkait
Berita Terpopuler indeks
  1. 30 Pohon Tabebuya Ditanam di Jalan Karet Pasar Baru Timur 2

    access_time17-01-2025 remove_red_eye1541 personBudhi Firmansyah Surapati
  2. 411.161 Wisatawan Kunjungi Kepulauan Seribu di Tahun 2024

    access_time18-01-2025 remove_red_eye1533 personAnita Karyati
  3. Petugas Padamkan Kebakaran di Mangga Besar XIII

    access_time21-01-2025 remove_red_eye1340 personBudhi Firmansyah Surapati
  4. Dinas PPAPP Perkuat Pencegahan Pelecehan Seksual di Transportasi Publik

    access_time20-01-2025 remove_red_eye1244 personAldi Geri Lumban Tobing
  5. Pelaku UMKM di Pulau Tidung Bisa Segera Gunakan Loksem KS 02

    access_time17-01-2025 remove_red_eye901 personAnita Karyati