Warga di Kelurahan Kartini Disosialisasikan Pembuatan Eco Enzyme
Warga RW 04 Kelurahan Kartini, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat, mengikuti sosialisasi Pembuatan eco enzyme di Sekretariat RW 04 Jalan Kartini IV. Sosialisasi ini bertujuan mengurangi sampah di sumber sesuai Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah Lingkup Rukun Warga.
Sosialisasi ini diberikan untuk kader TP PKK, Dasawisma, Jumatik, serta warga RW 04,
Lurah Kartini, Ati Mediana mengatakan, sosialisasi pengolahan sampah menjadi cairan eco enzyme ini yang pertama di Kelurahan Kartini. Sosialisasi ini dipaparkan langsung oleh salah satu warga RW 04 yang aktivitas kesehariannya telah menerapkan pilah sampah dari sumbernya. Sampah yang dipilah tidak hanyak berbahan non organik, melainkan juga sampah organik.
"Di Kelurahan Kartini salah satunya di RW 04, ada pegiat lingkungan yang peduli ter
hadap pengelolaan sampah, beliau berkesempatan untuk memberikan sosialisasi pengolahan sampah organik menjadi eco enzyme. Sosialisasi ini diberikan untuk kader TP PKK, Dasawisma, Jumatik, serta warga RW 04," ujar Ati, Sabtu (11/12).Kelurahan Guntur Manfaatkan Eco EnzymeDijelaskan Ati, sosialiasi ini merupakan tahapan untuk mengajak warga menerapkan 3R yaitu Reduce (kurangi), Reuse (gunakan kembali), Recycle (daur ulang) yang dimulai dari rumah masing-masing.
Pegiat lingkungan yang juga warga RW 04 Kelurahan Kartini, Ida Sulistiawati (55) mengatakan, eco enzyme berasal dari cairan hasil fermentasi limbah dapur organik, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan air dengan perbandingan 3:1:2,5. Pengolahan ini merupakan salah satu upaya untuk mengurangi volume sampah secara mandiri.
"Untuk tahap awal sosialisasi, kami olah sampah organik menjadi cairan eco enzyme pada satu wadah air galon berukuran 2,5 liter. Lalu kita masukan tiga kilogram sampah organik seperti buah dan sayuran yang sudah dipotong kemudian dicampurkan dengan gula aren bekas atau yang tidak layak sebanyak satu kilogram di dalam wadah dengan diisi air," jelasnya.
Ida melanjutkan, setelah disatukan dan tercampur, maka dibiarkan terbuka selama satu pekan dan ditutup rapat kembali. Sepekan sekali, wadah tersebut dibuka sebentar agar gasnya keluar. Kondisi ini terus berlangsung selama tiga bulan.
Adapun manfaat dari eco enzyme ini di antaranya bisa digunakan sebagai pupuk tanaman, menyuburkan rambut, menghilangkan kulit mati (kapalan), menjernihkan saluran air, dan lain sebagainya.
"Pemanfaatan eco enzyme ini sudah saya terapkan selama dua tahun. Ampasnya saya gunakan untuk pupuk lalu airnya saya gunakan mandi, dengan satu tutup botol saja. Untuk sosialisasi ini nantinya akan kita lakukan monitor dan evaluasi kembali bersama pihak kelurahan. Karena dengan sistem ini kita harapkan dapat mengurangi sampah yang dibuang ke TPA Bantar Gebang," tandasnya.