Air Mata Kebahagiaan Nani Balas Kebaikan Anwar
Langkah kecil Muhammad Anwar, tiba-tiba terhenti. Ia tertegun sejenak di depan seorang anak perempuan berkebutuhan khusus yang akan menerima santunan darinya.
Tidak menyangka akan mendapatkan bantuan ini.
Orang nomor satu di lingkungan Pemkot Jakarta Timur ini, sedikit membungkukkan badannya, setengah posisi ruku, ketika sang anak mencium tangannya. Anwar membalas dengan mengusap kepala sang anak.
"Siapa namanya..?," tanya Anwar kepada Nani Suryani, ibu dari anak berkebutuhan khusus ini.
Anwar Tanam Cabai di Lahan Kosong RSUD Cipayung"Marsya Nizar, Pak Wali..," jawab Nani yang berdiri di samping anaknya.
Kepada Wali Kota Muhammad Anwar, ibu tiga anak berusia 47 tahun ini bercerita bahwa putri
bungsunya itu menderita autis dan epilepsi sejak berusia sembilan tahun."Waktu lahir dia normal, saat berumur sembilan tahun terkena demam tinggi, hingga sekarang keadaannya seperti ini," tutur Nani.
Ujian hidup Nani tak sampai di situ. Tiga tahun lalu, sang anak harus menjadi yatim setelah bapaknya meninggal akibat COVID-19. Kini seorang diri, Nani harus menanggung beban hidup untuk tiga anaknya.
Untuk menyambung hidup, Nani sehari-hari berjualan kue basah yang dititipkan ke warung-warung di sekitar tempat tinggalnya di RT 07/01 Gang Nasir Kelurahan Pondok Ranggon, Cipayung.
Uang hasil penjualan kue basah ini, dipergunakan untuk membayar kontrakan rumah plus biaya listrik dan air sebesar Rp 1 juta tiap bulannya. Swdikti sisanya dipakai untuk makan keluarganya.
Menyimak kisah warganya ini, Anwar yang didampingi sang istri Diah Anwar, tampak terharu. Spontan dia pun menyatakan akan membantu membayarkan uang kontrakan rumah Nani selama setahun ke depan dan menanggung biaya sekolah anaknya yang berkebutuhan khusus di SLB terdekat.
Mendengar hal tersebut, Nani langsung menangis haru. Ia memeluk anaknya erat-erat sambil terus menangis. Sejumlah kader PKK yang mendampinginya bahkan turut menangis haru dan mereka saling berpelukan.
Bantuan yang diberikan Wali Kota Jakarta Timur, Muhammad Anwar, tak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Nani. Bahkan, keinginan menyekolahkan anaknya yang berkebutuhan khusus di SLB, selama ini hanya jadi niat yang terangkai dalam mimpinya.
"Terima kasih banyak Pak Wali.Tidak menyangka akan mendapatkan bantuan ini. Saya doakan semoga pak wali dan keluarganya sehat selalu," tutur Nani, sembari mengusap air mata kebahagiaan yang terus menetes di wajahnya.
Anwar mengangguk, sambil mengamini doa Nani.
"Orang seperti bu Nani ini wajib dibantu. Biaya kontrakan dan sekolah anaknya di SLB saya akan tanggung. Saya minta lurah juga turut membantunya, agar anak itu bisa sekolah," ucap Anwar.
Menurutnya, anak berkebutuhan khusus tidak boleh dipandang sebelah mata. Namun harus diperhatikan lebih. Karena pasti anak tersebut juga memiliki kelebihan tersendiri. Ia berharap anak tersebut dapat sekolah sama seperti lainnya.
Momen ini, terjadi di sela-sela acara penyerahan santunan berupa beras dan sejumlah uang untuk 40 anak yatim -piatu oleh jajaran Pemkot Jakarta Timur, Jumat (2/2) kemarin di di Masjid Mahatma, Pondok Ranggon.