Pelajar SLB 9 Jakarta Diedukasi Waspada Hoaks
"Berhati-hati dalam menerima informasi"
Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Kominfotik) Provinsi DKI Jakarta melalui Unit Kegiatan Jakarta Lawan Hoaks (Jalahoaks) bersama Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar menggelar diskusi publik yang mengangkat tema "Meningkatkan Ketahanan Difabel Terhadap Hoaks", di SLB Negeri 9 Jakarta, Jalan Sunter Permai Raya, Kelurahan Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Bawaslu DKI Edukasi Cegah Hoaks Pilkada Bagi DifabelPenanggung Jawab We're Inspiring for Impact (WIFI) Indonesia Mengajar, Risma Mutia mengatakan, kegiatan diskusi publik di sekolah ini merupakan yang pertama untuk pelajar penyandang disabilitas yang bertujuan memberikan pengetahuan literasi digital dan pentingnya untuk memerangi hoaks.
"Latar belakang diskusi publik ini saat teman-teman difabel kita merasa kesulitan dalam membedakan isu hoaks atau kebenarannya. Untuk itu, kami berinisiasi mengadakan diskusi publik di SLB 9 Jakarta agar mereka bisa berhati-hati dalam menerima informasi," ujarnya, Senin (24/2).
Ia menambahkan, kegiatan ini diikuti 30 pelajar tingkat SMA, serta didampingi tujuh guru. Diskusi publik ini diharapkan dapat dipahami para peserta dan guru. Sehingga, mereka bisa memanfaatkan ruang digital dengan tepat dan sesuai aturan.
"Terima kasih kepada pihak sekolah. Semoga kegiatan kami ini dapat bermanfaat dalam menggunakan teknologi digital dengan baik dan benar agar mereka tidak terpengaruh isu hoaks," terangnya.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SLB Negeri 9 Jakarta, Kharisma Fikri Mahardyan menyambut baik diskusi publik yang diadakan Indonesia Mengajar bersama Dinas Kominfotik DKI Jakarta di sekolahnya.
Menurutnya, materi yang diberikan juga mudah dipahami para pelajar, sehingga mereka tampak antusias dalam mengikuti kegiatan ini.
"Kegiatan ini sangat positif, pelajar dan guru jadi tahu berita sensitif atau belum diketahui kebenarannya. Melalui sosialisasi ini kami jadi lebih berhati-hati setiap menerima berita, harus dicari dahulu datanya," ungkapnya.
Sementara itu, narasumber dari ICT Watch, Prasasti Dewi mengaku tidak ada kendala dalam pemberian materi, terlebih para pelajar sangat antusias, dan tertarik untuk berkomunikasi.
Dalam pemberian materi, Dewi menekankan tentang literasi digital atau internet sehat. Peserta diingatkan untuk harus memiliki kemampuan dalam menggunakan internet maupun teknologi secara aman, beretika, dan optimal.
"Saya juga ingatkan kepada mereka untuk berhati-hati dalam membagikan informasi karena mereka punya pengaruh terhadap lingkungannya. Semoga materi ini bisa dimanfaatkan para pelajar dengan sebaik-baiknya," tandasnya.