Organisasi Keagamaan Sebagai Filter Budaya Saat MEA
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, mengajak Muhammadiyah dan Aisyiyah mendukung dan bertindak sebagai filter budaya dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Saya tidak anti asing, tapi kita harus selektif, harus punya filter
Djarot menilai, Muhammadiyah memiliki komitmen memajukan bidang pendidikan, kesehatan, kewirausahaan dan pelayanan sosial. Karena keselarasan itu, Djarot menilai perlu adanya sinergitas antara Pemerintah dengan Muhammadiyah.
"Menurut pengalaman dan pengamatan saya ketika saya memimpin kota Blitar, ada empat bidang yang menjadi ciri khas utama dari gerakan Muhammadiyah. Gerakan dakwah amar ma'ruf nahi munkar, dan ini khas Indonesia, khas Muhammadiyah," ujar Djarot saat menghadiri Pelantikan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta, Pimpinan Wilayah Aisyiyah DKI Jakarta Periode 2015 - 2020, di Ruang Serbaguna, Lantai 2 Kantor Wali Kota Jakarta Selatan, Sabtu (16/4).
Pedagang Ritel Kecil Harus Siap Bersaing dalam MEASalah satu yang mendasari perlunya sinergitas itu yakni persaingan global MEA yang sudah di depan mata.
"Saya sudah sampaikan ini tantangan sungguh sangat luar biasa, terutama di bidang pendidikan, kesehatan, dan kewirausahaan," tutur Djarot.
Dengan begitu, sambungnya, bangsa Indonesia tidak akan kehilangan identitasnya. Dia menegaskan, membangun manusia bukan sekadar pintar, tapi dibangun jiwa, karakter, kepribadian, semangat ke-Indonesian, dan religiusitasnya.
"Bagaimana Muhammadiyah turut membangun ini sebagai benteng untuk bisa melawan infiltrasi budaya-budaya yang masuk. Saya tidak anti asing, tapi kita harus selektif, harus punya filter
. Mari kita semua bersama-sama membangun Jakarta ini tanpa saling mengadu domba, tapi bangun keharmonisan, kebersamaan ini dengan cara yang baik," tandas Djarot.