Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi DKI Jakarta melakukan penutupan paksa saluran pembuangan Plaza Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan. Penutupan dilakukan lantaran air dari pembuangan yang dibuang langsung ke saluran, kerap dikeluhkan warga.

Sudah sering dikeluhkan warga, saat kita cek ternyata sampel air limbahnya cukup berbahaya, makanya kita tutup paksa

Kepala BPLHD DKI Jakarta, Junaedi mengatakan, selama ini pihaknya banyak mendapat aduan warga mengeluhkan air dari saluran pembuangan plaza menebar aroma tidak sedap. Selain itu, air dari saluran dikhawatirkan mencemari lingkungan.

"Sudah sering dikeluhkan warga. Saat kita cek ternyata sampel air limbahnya cukup berbahaya, makanya kita tutup paksa," ujar Junaedi, Kamis (8/9).

Berdasar hasil uji laboratorium, kadar air melebihi baku mutu organik, zat padat tersuspensi, amonia dan lainnya. Karena itu, sebagai sanksi awal dilakukan penutupan saluran mulai tanggal 4 Agustus 2016.

"Kemudian mereka bersurat ke gubernur. Tapi arahan gubernur mereka tetap tidak boleh buang limbah ke sungai," katanya.

Selanjutnya, pihak pengelola plaza membuka kembali saluran pada tanggal 30 Agustus 2016 lalu. Sehingga petugas melakukan penutupan paksa dan memasang segel di saluran tersebut tanggal 5 September 2016. Bila pengelola kembali membuka saluran dan mencopot segel, akan dipidanakan.

"Alasan mereka kalau tidak buang maka rugi Rp 40 juta sehari, untuk angkut limbah. Tapi kerugian pencemaran lingkungan tidak dipikirkan," tegasnya.

Menurut Junaedi, pembukaan saluran bisa dilakukan bil a pengelola sudah memperbaiki instalasi pengolahan air limbah (IPAL) mereka. Penutupan akan terus dilakukan hingga mereka ada kemauan dan tidak lagi membuang limbah tanpa pengolahan ke dalam saluran.