DKI Akan Evaluasi Transjakarta Produk Inka
Buntut dari lepasnya sambungan bus Transjakata gandeng di Jl Raya Bekasi Timur, Jatinegara, Jakarta Timur, Pemprov DKI Jakarta ke depan dipastikan tidak akan membeli produk yang sama buatan PT Industri Kereta Api (Inka). Sebab dikhawatirkan, jika tetap menggunakan produk yang sama maka peristiwa serupa bisa saja terjadi.
Kalau gitu kita akan menahan. Kalau kami beli, kita tidak akan beli produk-produk yang patah itu. Gitu saja cara hukumannya
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, akan melakukan pengecekan terhadap teknologi yang digunakan untuk membuat bus Transjakarta tersebut. Mantan Bupati Belitung Timur itu ingin tahu lebih detail terkait teknologi apa yang dipakai untuk membuat bus Transjakarta.
"Dia sih janji mau kasih baut yang gede-gede, silakan saja. Kalau gitu kita akan menahan. Kalau kami beli, kita tidak akan beli produk-produk yang patah itu. Gitu saja cara hukumannya," kata Basuki di Balaikota, Senin (11/8).
Basuki: Bus Patah Karena Jalan BergelombangMenurut Basuki, di seluruh dunia, biasanya teknologi milik Volvo yang digunakan untuk bus jenis gandeng. "Di seluruh dunia rata-rata sambungan itu pakai teknologi dari Volvo. Kita akan lihat, kalau dia tidak ada teknologi yang jelas, berarti ada kemungkinan bisa patah lagi yang lain kan," ucapnya.
Seperti diketahui, bus gandeng Transjakarta mengalami kerusakan hingga sambungan bus terlepas. Peristiwa terjadi di Jl Raya Bekasi Timur, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (7/8). Bus gandeng dengan nomor polisi B 7308 IV ini terlepas lantaran baut penyambung patah.
Bus gandeng tersebut merupakan buatan PT INKA dengan merk Inobus, diproduksi pada tahun 2011 dan mulai digunakan pada 2012. Bus yang diproduksi serupa ada sebanyak 21 unit. Semuanya dioperasikan di koridor XI (Kampung Melayu-Pulogebang).