You don't have javascript enabled. Good luck with that.
Pencarian
kapal nelayan bersandar di muara baru
.
photo Bayu Suseno - Beritajakarta.id

Nelayan di Jakut Rugi Rp 1 Miliar

Pembatasan pasokan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis solar sebesar 20 persen oleh pemerintah pusat berimbas buruk bagi nelayan di Muara Baru dan Muara Angke di Jakarta Utara. Pasalnya, kini mereka tidak dapat melaut lantaran kapal mereka sulit mendapatkan BBM. Alhasil, para nelayan ini merugi hingga Rp 1 miliar per hari.

Belum lagi kerugian kapal yang rusak karena terlalu lama sandar

Dari sebanyak 1.478 kapal di Pelabuhan Muara Angke, 500 diantaranya hingga kini tidak dapat melaut. Tak hanya itu, sekitar 10 ribu anak buah kapal (ABK) pun kini kehilangan mata pencahariannya.

Ketua Himpunan Nelayan Pursein Nasional, James T mengatakan, saat ini seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Bunker (SPBB) yang ada di lingkungan Pelabuhan Muara Baru sudah habis. "Tiap kapal itu diawaki 20-40 orang. Setiap hari tiap awak biasa dapat hasil senilai Rp 100 ribu, tapi dengan tidak melaut mereka tidak dapat apa-apa," ujar James, Kamis (4/9).

Kehabisan Solar, Nelayan Mengamuk di Muara Angke

Saat ini, kata James, sekitar 10 ribu ABK tidak mendapatkan penghasilan. Jika dikalkukasikan penghasilan tiap orang Rp 100 ribu per hari, nilai kerugian mencapai Rp 1 miliar. "Belum lagi kerugian kapal yang rusak karena terlalu lama sandar," katanya

Chamid (50), salah seorang operator SPBB 370101 menuturkan, sejak diberlakukannya pembatasan solar, banyak kapal nelayan yang tidak mendapat solar. "Biasanya dapat 1.000 kilo liter solar, sekarang cuma 500 kilo liter. Akhirnya banyak yang tidak bisa dilayani," ungkapnya.

Kepala Bidang Perikanan, Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta, Liliek Litasari menambahkan, situasi yang sama juga dialami para nelayan di Pelabuhan Muara Angke. Saat ini, kata Liliek, dari sekitar 250 kapal hanya 10 kapal saja yang bisa dilayani. "Para nelayan sudah mengadukan hal ini kepada kami. Kami juga berupaya mencari solusi atas apa yang saat ini dialami mereka," katanya.

Ditambahkan Liliek, Pertamina saat ini telah mengeluarkan jatah pasokan bulan Desember untuk digunakan bulan September ini. Ia berharap, cara tersebut bisa menjadi solusi terbaik terkait pembatasan solar ini.

Berita Terkait
Berita Terpopuler indeks
  1. Pemprov DKI Kembali Raih Penghargaan dari Kemendag

    access_time18-11-2024 remove_red_eye3664 personFolmer
  2. Camat Duren Sawit Sosialisasikan Pilkada di KBT

    access_time16-11-2024 remove_red_eye1067 personNurito
  3. Derai Hujan Masih Membasahi Jakarta Hari Ini

    access_time17-11-2024 remove_red_eye914 personTiyo Surya Sakti
  4. Pj Gubernur Teguh Pastikan Jakarta Aman, Stabil dan Terkendali

    access_time20-11-2024 remove_red_eye909 personFolmer
  5. Hujan Ringan Basahi Jakarta di Akhir Pekan

    access_time16-11-2024 remove_red_eye881 personNurito