Calo Berkedok LSM Kerap Ancam Petugas PTSP
Sistem Pelayaan Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang dibuat untuk mempersempit ruang gerak calo, ternyata tidak menyurutkan aksi para pelaku percaloan tersebut. Bahkan, para calo tersebut kerap mengaku sebagai wartawan dan anggota lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk mengancam petugas yang dinilai menyulitkan aksi mereka.
Biasanya orangnya itu-itu saja, mereka keluarkan semacam kartu media untuk menakut-nakuti petugas
Kepala PTSP Jakarta Pusat, Johan Girsang mengakui, kehadiran para oknum calo itu sering mengancam petugas dengan mengeluarkan semacam kartu pers dan kartu LSM. Meski demikian, pihaknya tidak mudah digertak begitu saja oleh para oknum calo tersebut.
“
Biasanya orangnya itu-itu saja, mereka keluarkan semacam kartu media untuk menakut-nakuti petugas ,” ujarnya, Sabtu (20/9).Terlibat Pungli, PNS Dimutasi ke Badan DiklatLebih lanjut, kata Johan, biasanya orang-orang tersebut esok harinya kembali lagi dengan kartu media yang berubah, namun identitas orangnya tetap sama. Menurutnya jika ada kejadian seperti itu, petugas akan mencatat nama perusahaan dan memotret orang tersebut. Sebab, mereka juga sering membuat masalah lain seperti memalsukan surat pengurusan izin, surat kuasa, dan juga materai.
“Karena mereka terus datang kita buat cara lain yaitu, kita batasi 1 berkas saja dalam 1 minggu bagi orang yang sama. Petugas biasanya sudah kenal betul wajah-wajah mereka,” jelasnya.
Karena itu, pihaknya meminta masyarakat aktif sendiri mengurus surat-surat perizinan. Apalagi saat ini untuk mengurus perizinan lebih mudah, asalkan persyaratannya lengkap. Johan menambahkan, masyarakat harus menghindari calo karena yang membuat tarif jadi mahal, karena calo itu sendiri.
“Formulir juga diisi dengan benar, kalau tidak benar pasti ditolak,” ungkapnya.