Kasus DBD di Jaktim Turun 30 Persen
Gencarnya penyemprotan insektisida secara pengkabutan (fogging) serta kegiatan pemantau jentik nyamuk (jumantik), dinilai berhasil menurunkan jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) di 10 wilayah kecamatan Jakarta Timur hingga 30 persen.
Ada kecenderungan penderita DBD di Jakarta Timur turun hingga 30 persen. Hal ini karena gencarnya fogging serta kegiatan jumantik
Dari catatan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, periode Januari-Oktober 2014, ada 2.034 kasus DBD, dua diantaranya meninggal dunia. Dua pasien DBD yang meninggal itu berdomisili di Kecamatan Cipayung dan Pasar Rebo. Sementara tahun lalu tercatat ada 6.190 kasus DBD, lima diantaranya meninggal dunia.
"Ada kecenderungan penderita DBD di Jakarta Timur turun hingga 30 persen. Hal ini karena gencarnya fogging serta kegiatan jumantik. Selain itu kesadaran warga atas penyakit ini juga makin meningkat," kata Yuditha Endah Prihmaningtyas, Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur yang dihubungi beritajakarta.com, Minggu (16/11).
231 Warga Kramatjati Terserang DBDMeski begitu, Yudhita mengimbau warga untuk mewaspadai DBD. Terutama memasuki musim hujan seperti sekarang ini. Karena tingginya curah hujan menyebabkan genangan air mudah ditemukan, padahal tempat itu bisa menjadi sarang nyamuk.
"Hujan juga membuat kondisi lingkungan menjadi lebih lembab sehingga cocok untuk nyamuk berkembang biak," ujar Yudhita.
Yudhita menjelaskan, gejala penyakit DBD yang perlu diwaspadai adalah demam tinggi, sakit kepala, dan nyeri otot. "DBD adalah penyakit lingkungan. Kalau lingkungannya bersih, nyamuk tidak ada tempat berkembang biak. Sehingga masyarakat aman dari DBD," tandasnya.