You don't have javascript enabled. Good luck with that.
Pencarian
1 Warga Meninggal Terkena DBD
Penyakit Demam berdarah Dengue (DBD) kembali memakan korban. Kali ini korbannya adalah Erlangga Moreno (8) warga Jl Tanah Sereal 13, RT 05/09, Kelurahan Tanah Sereal, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Bocah yang merupakan anak Tb Tantowi (41) dan Yu.
photo doc - Beritajakarta.id

Kecamatan Duren Sawit Paling Rawan DBD di Jaktim

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Jakarta Timur saat ini sudah sangat mengkhawatirkan. Berdasarkan laporan rumah sakit dan Puskesmas yang masuk ke Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, selama Januari-Mei, diketahui ada 1.294 kasus DBD. Dari jumlah penderita tersebut, Kecamatan Duren Sawit ternyata paling rawan DBD dengan 231 kasus. Sementara Kecamatan Pasar Rebo menempati posisi terendah sebanyak 67 kasus.

DBD adalah penyakit lingkungan. Kalau lingkungannya bersih, nyamuk tidak ada tempat berkembang biak. Sehingga masyarakat aman dari DBD

Sementara tujuh kecamatan lainnya jumlahnya bervariasi, antara lain, Kecamatan Jatinegara 195 kasus, Pulogadung 151 kasus, Cakung 147 kasus, Kramat Jati 132 kasus, Cipayung 105 kasus, Matraman 100 kasus, Ciracas  88 kasus dan Makasar 78 kasus.

“Kami sangat berharap warga sekitar sering kali membersihkan lingkungannya seperti tutup rapat bak sampah dan menguras air. Kita harus waspada dengan adanya penyakit DBD,” kata Yudhita Endah Primaningtias, Kepala Sudin Kesehatan Jakarta Timur, Sabtu (7/6).

1 Warga Meninggal Terkena DBD

Yudhita mengungkapkan, dari 1294 kasus, setelah dilakukan peninjauan, ditemukan 482 rumah ada jentik nyamuk sementara 810 rumah lainnya tidak ditemukan jentik nyamuk. "Biasanya kader turun langsung ke rumah-rumah yang ada jentiknya, kemudian diberikan stiker kalau ditemukan jentik nyamuk. Satu kader biasanya memantau 25 sampai 50 rumah warga,’’jelasnya.

Yudhita menambahkan, perubahan iklim sehingga hampir sepanjang tahun selalu hujan menjadi salah satu penyebab peningkatan penderita DBD tersebut. Selain itu, kewaspadaan masyarakat terhadap penyakit DBD juga menurun.

Tingginya curah hujan menyebabkan genangan air mudah ditemukan, padahal tempat itu bisa menjadi sarang nyamuk. Hujan juga membuat kondisi lingkungan menjadi lebih lembab sehingga cocok untuk nyamuk berkembang biak.

Sampai saat ini pemberantasan sarang nyamuk masih menjadi cara yang paling efektif untuk mencegah DBD. Pemberantasan tidak hanya dilakukan di rumah, tapi juga sekolah, kantor, sampai tempat ibadah.

Gejala penyakit DBD yang perlu diwaspadai adalah demam tinggi, sakit kepala, dan nyeri otot. "DBD adalah penyakit lingkungan. Kalau lingkungannya bersih, nyamuk tidak ada tempat berkembang biak. Sehingga masyarakat aman dari DBD," jelas Yudhita.

Berita Terkait
Berita Terpopuler indeks
  1. Pemprov DKI Kembali Raih Penghargaan dari Kemendag

    access_time18-11-2024 remove_red_eye3650 personFolmer
  2. Camat Duren Sawit Sosialisasikan Pilkada di KBT

    access_time16-11-2024 remove_red_eye1051 personNurito
  3. Pj Gubernur Teguh Pastikan Jakarta Aman, Stabil dan Terkendali

    access_time20-11-2024 remove_red_eye890 personFolmer
  4. Derai Hujan Masih Membasahi Jakarta Hari Ini

    access_time17-11-2024 remove_red_eye873 personTiyo Surya Sakti
  5. Hujan Ringan Basahi Jakarta di Akhir Pekan

    access_time16-11-2024 remove_red_eye836 personNurito