Stok Obat untuk Korban Banjir Aman
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah melakukan berbagai persiapan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya banjir di ibu kota saat musim penghujan ini. Selain menyiapkan 84 titik posko kesehatan yang tersebar di lokasi rawan banjir, Pemprov DKI juga menyiapkan obat-obatan untuk warga yang terserang penyakit akibat banjir. Bahkan, Dinas Kesehatan DKI Jakarta memastikan stok obat-obatan untuk korban banjir memadai.
Saat ini, stok obat-obatan aman dan akan disebar ke 84 titik posko yang juga telah disiapkan
"Saat ini, stok obat-obatan aman dan akan disebar ke 84 titik posko yang juga telah disiapkan," ujar Dien Emmawati, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Sabtu (20/12).
Namun apabila nantinya diperlukan tambahan obat, kata Dien, pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan. "Jika persedian obat kurang, kita akan minta tambahan ke Kementerian Kesehatan," katanya.
Antisipasi Banjir, DKI Siagakan 84 Posko KesehatanDikatakan Dien, penyakit yang biasa menyerang korban banjir yaitu diare, kolera, tipus, leptospirosis, serta infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Untuk itu, lanjut Dien, pihaknya akan mendirikan posko kesehatan yang dilengkapi dengan mobil ambulans, dokter, dan perawat. Posko kesehatan tersebut akan beroperasi selama 24 jam.
Menurut Dien, tugas dari Dinas Kesehatan tidak hanya selama banjir, tetapi juga paska banjir. Karena itu, pihaknya akan melakukan sterilisasi wilayah yang terkena banjir dengan lisolisasi dan kaporitisasi. "Untuk obat-obatan cukup, paling kita minta bantuan untuk lisolisasi dan penjernihan air paska banjir nanti," ucapnya.
Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI untuk persiapan penanganan banjir. Sehingga untuk lokasi posko bisa tepat sasaran, khususnya berada di tempat pengungsian. "Untuk lokasi posko kita koordinasi dengan BPBD," jelasnya.
Selain itu, ungkap Dien, Pemprov DKI juga telah berkerja sama dengan 81 rumah sakit sebagai rujukan pasien, seperti Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), rumah sakit milik pemerintah, serta rumah sakit swasta. Pasien yang tidak bisa ditangani di posko kesehatan akan langsung dirujuk.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan, tahun lalu wilayah yang terdampak banjir sebanyak 37 kecamatan yang terdiri dari 125 kelurahan, 634 RW, dan 276 ribu warga. Data tersebut akan dijadikan acuan untuk penanganan banjir tahun ini. "Kita juga kerjasama dengan perusahaan swasta dan TNI, untuk penanganan kesehatan warga selama bencana banjir," tandasnya.