You don't have javascript enabled. Good luck with that.
Pencarian
Minim Investor, Penambahan SPBG di Jakarta Terkendala‎
.
photo doc - Beritajakarta.id

Permintaan BBG Naik, Jakpus Bangun SPBG

Suku Dinas Perindustrian dan Energi Jakarta Pusat berencana membangun stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) di sejumlah lokasi. Hal ini dilakukan menyusul meningkatnya permintaan bahan bakar gas (BBG).

Cara kedua kita terapkan melalui MRU, seperti di Monas. Jadi bisa berpindah kemana saja. Kalau satu lokasi kurang menguntungkan bisa bergeser ke lokasi lainnya

Apalagi saat ini di Jakarta Pusat baru terdapat satu mobile refeuling unit (MRU) yang berada di Taman Monas, Gambir. Tercatat, sedikitnya 1.000 unit bajaj yang mengisi BBG di lokasi ini per hari.

Kepala Seksi Energi Suku Dinas  Perindustrian dan Energi Jakarta Pusat, Bungaran Purba mengatakan, salah satu kendala untuk membangun SPBG adalah minimnya ketersediaan lahan. Untuk itu, pihaknya akan menggunakan dua konsep pengisian BBG.

Minim Investor, Penambahan SPBG Terkendala‎

"Yang pertama kita sedang petakan pipa gas yang ada di Jakarta Pusat dan ke SPBU mana yang terdekat, sehingga di sana bisa dibangun pengisiannya," kata Bungaran, Sabtu (20/12).

Menurut Bungaran, konsep ini akan mempermudah pengusaha SPBU dalam membuat tempat pengisian gas. Sebab jika mereka mendatangkan gas melalui kendaraan, maka biaya operasionalnya sangat tinggi. Hal ini karena BBG berbeda dengan BBM, lantaran gas harus dikompres dengan tekanan tinggi ke tabung pengisian dan membutuhkan biaya mahal.

"Cara kedua kita terapkan melalui MRU, seperti di Monas. Jadi bisa berpindah kemana saja. Kalau satu lokasi kurang menguntungkan bisa bergeser ke lokasi lainnya," terang Bungaran.

Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Energi DKI, M Haris Pindratno mengatakan, selain kesulitan mendapatkan lahan, pihaknya juga kesulitan mencari investor yang berminat untuk berbisnis gas di ibu kota.

"Mungkin karena harganya yang ada di pasaran tidak kompetitif seperti harga BBM. Sementara, investasi di bisnis gas membutuhkan modal yang sangat besar," kata Haris.

Saat ini harga BBG di pasaran sebesar Rp 3.100 per liter setara premium (lsp). Harga tersebut sulit diterima investor karena tidak bisa menutupi biaya investasi awal. Sedangkan biaya investasi awal untuk satu unit SPBG antara Rp 16-20 miliar.

"Untuk biaya investasi sebesar itu, harga ekonomis yang bisa diterima investor adalah Rp 4.500 per liter. Tetapi dengan harga Rp 3.100 yang berlaku di masyarakat, ya investor mikir lah. Mau kapan balik modalnya," ungkap Haris.

Salah satu solusi untuk meningkatkan minat investor mau membangun SPBG, adalah dengan menaikkan harga jual gas. Tetapi usulan menaikkan harga gas kepada pemerintah pusat bukan suatu hal yang mudah.

Berita Terkait
Berita Terpopuler indeks
  1. Kolaborasi Transjakarta - Telkomsel Tingkatkan Pelayanan bagi Pelanggan

    access_time19-12-2024 remove_red_eye1459 personAldi Geri Lumban Tobing
  2. Transjakarta Uji Coba Layanan 'Open Top Tour of Jakarta'

    access_time21-12-2024 remove_red_eye1268 personAldi Geri Lumban Tobing
  3. Halte Simpang Pramuka dan Rawamangun Ditutup, Transjakarta Lakukan Penyesuaian Layanan

    access_time18-12-2024 remove_red_eye1066 personAldi Geri Lumban Tobing
  4. Kadishub Tegaskan Tidak Ada Penghapusan Layanan Transjakarta Setelah MRT Fase 2A Selesai

    access_time21-12-2024 remove_red_eye1002 personAldi Geri Lumban Tobing
  5. Semarak Christmas Carol di Jakarta Sambut Natal

    access_time18-12-2024 remove_red_eye975 personDessy Suciati