Kapasitas Tes PCR Jakarta Meningkat Disertai Penambahan Kasus Positif, Masyarakat Diimbau Waspada
Kapasitas tes PCR di Provinsi DKI Jakarta kian meningkat. Jika beberapa hari terakhir, jumlah tes PCR untuk menemukan diagnosis baru berada di kisaran 4.000 – 5.000 orang, maka pada 2 September 2020, jumlahnya sebanyak 7.270 orang.
Dari penambahan kasus tersebut, 42 % di antaranya adalah hasil tracing Puskesmas yang melakukan pemeriksaan kepada kontak erat pasien positif
Berdasarkan data terkini dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, terdapat dua laboratorium yang baru melaporkan hasil tes PCR karena juga baru beroperasi dan mendapat izin resmi dari Kemenkes RI. Total sebanyak 56 laboratorium telah bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta dalam melakukan pemeriksaan tes PCR.
Tidak dipungkiri, peningkatan kapasitas tes PCR di Jakarta ini turut disertai dengan penambahan jumlah kasus positif COVID-19. Dari 7.270 orang yang dites PCR seperti disebut di atas, sebanyak 1.137 dinyatakan positif dan 6.133 negatif. Namun, total penambahan kasus terkini sebanyak 1.406 kasus karena sebanyak 270 kasus adalah akumulasi data dari hari sebelumnya yang baru dilaporkan.
Kasus Positif COVID 19 Tembus 1.114, Ditemukan Klaster Libur Panjang Akhir PekanKepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia memaparkan, dari 1.406 kasus positif tersebut, 71 di antaranya adalah pekerja migran Indonesia yang sedang dikarantina di Wisma Atlet dan merupakan warga yang tinggal di luar DKI Jakarta (alamat tersebar di seluruh Indonesia).
“Dari penambahan kasus tersebut, 42 % di antaranya adalah hasil tracing Puskesmas yang melakukan pemeriksaan kepada kontak erat pasien positif. Sementara untuk tracing ratio di DKI Jakarta saat ini adalah 6, artinya dari 1 kasus positif, rata-rata 6 orang kontak erat akan diperiksakan PCR,” jelasnya seperti dikutip dari Siaran Pers PPID DKI Jakarta, Kamis (3/9).
Lebih lanjut, Dwi menerangkan, 33 % kasus positif tersebut adalah kasus yang diambil spesimen pada tanggal 27 dan 28 Agustus 2020. Jika dihitung mundur, masa inkubasi tersering adalah 6 hari (inkubasi adalah lama waktu dari virus masuk sampai dengan menimbulkan gejala), lalu pasien mengakses pemeriksaan PCR 1-2 hari kemudian maka periode penularan tertinggi pada 20 Agustus 2020 (minggu).
Dari total pasien positif di Jakarta, sekitar 55 % adalah tanpa gejala, 32 % bergejala, dan 13 % tidak ada data. Untuk klaster terbesar di Jakarta adalah permukiman lalu perkantoran.
“Penting untuk memastikan 3M berjalan dengan sebaik-baiknya di ranah privat / rumah dengan memaksimalkan peran Gugus Tugas RT/RW dan memastikan setiap orang menjalankan protokol kesehatan. 1 Rumah 1 Kader COVID-19 menjadi penting,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan, 7 % kasus terjadi pada kelompok anak, 1 % pada kelompok balita. 10 % mengenai kelompok lansia di atas 60 tahun. Sedangkan, 70 % kasus terjadi pada usia 19-50 tahun (usia produktif), di mana kelompok usia tersebut mobilitasnya relatif lebih tinggi dibandingkan kelompok usia lainnya.
“Pelajar/Mahasiswa, PNS, dan pegawai swasta adalah pekerjaan terbanyak yang sudah dapat diidentifikasi. Penting penguatan kepada ke-3 kelompok tersebut,” tambahnya.
Untuk diketahui pula, jumlah kasus aktif di Jakarta sampai saat ini sebanyak 10.032 (orang yang masih dirawat / isolasi). Sedangkan, jumlah kasus Konfirmasi secara total di Jakarta sampai hari ini sebanyak 43.709 kasus. Dari jumlah tersebut, total 32.424 orang dinyatakan telah sembuh dengan tingkat kesembuhan 74,2% dan total 1.253 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 2,9%. Untuk tes PCR total per 1 juta penduduk sebanyak 62.063 dengan positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir sebesar 12,5 persen.