Revitalisasi 7 Terminal di Ibu Kota Batal
Pemprov DKI Jakarta akhirnya batal merevitalisasi tujuh terminal bus di ibu kota pada tahun ini. Pasalnya, kinerja konsultan yang memenangkan tender revitalisasi terminal dinilai tidak benar.
(Revitalisasi) terminal memang kami hentikan, konsultannya tidak becus
"(Revitalisasi) terminal memang kami hentikan, konsultannya tidak becus," ujar Basuki di Balaikota, Jumat (20/3).
Dikatakan Basuki, Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta saat dipimpin Udar Pristono menjadi pihak yang bertanggung jawab atas rancang desain seluruh terminal bus di ibu kota yang kacau tersebut.
Awak Bus AKAP Menolak Direlokasi"Mobil dan bus semua susah masuk, makanya kami stop (revitalisasi terminal). Kita akan perbaiki dahulu," katanya.
Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta, Benjamin Bukit menambahkan, dua dari tujuh terminal bus yang akan direvitalisasi mendapat catatan dari Kementerian Dalam Negeri. Catatan dari Kemendagri disebabkan belum mengikuti prosedur penganggaran tahun jamak.
Sementara itu, lima terminal lainnya diperkirakan tak bisa terealisasi revitalisasinya akibat terlambatnya pengesahan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) DKI 2015.
"Kami belum terima SK (Surat Keputusan) Mendagri-nya. Sesuai dengan saran Kemendagri, kalau enggak ada SK-nya jangan dilaksanain (revitalisasi terminal), berarti (program) dimatikan," jelasnya.
Sekadar diketahui, tujuh terminal bus yang rencananya akan direvitalisasi pada tahun 2015 yakni, Terminal Kampung Rambutan sebesar Rp 100 miliar (multiyears); Terminal Kalideres sebesar Rp 45 miliar dan Terminal Pulo Gadung dengan anggaran sebesar Rp 50 miliar.
Kemudian, Terminal Tanjung Priok dengan anggaran Rp 21 miliar; Terminal Senen dengan anggaran Rp 37,5 miliar; Terminal Kampung Melayu dengan anggaran Rp 20,5 miliar dan Terminal Ragunan dengan anggaran Rp 12 miliar.