Jangan Lupa! Saksikan Keseruan Battle Budaya Batak-Betawi Nanti Malam
Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan acara kolaborasi yang mempertemukan dua kebudayaan bernama Battle Budaya Batak-Betawi, Rabu (29/9) pukul 19.00.
Melestarikan dan mengembangkan budaya
Acara yang ditayangkan secara live streaming di Youtube Disbuddki dan Jabrix Official ini memiliki konsep kolaborasi dan tantangan kepada dua unsur budaya yang mengundang Hardoni Sitohang sebagai maestro seni dari Batak, The 2ins dan Rendy Silitonga serta seniman Betawi Bang Malih dengan iringan Gambang Kromong. Acara ini akan dipandu oleh Jabrik dan Coki.
Betawi Batak-Battle Budaya ini juga akan menghadirkan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana dan Kepala Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Timur, Hasanuddin sebagai narasumber yang akan membawakan materi tentang arah pengelolaan dan pengembangan kedua budaya tersebut.
HUT ke-39 Bamus Betawi, Lulung: Terima Kasih Pak Anies Senantiasa SupportIwan mengatakan, melalui penampilan dua unsur budaya pada kegiatan ini dapat tercipta ekosistem berkebudayaan yang saling bersinergi. Lebih dari itu, acara ini dapat semakin melebarkan pintu kolaborasi berbagai unsur budaya yang berbeda dalam mengisi dan berpartisipasi untuk menjaga dan memajukan DKI Jakarta tercinta.
Dinas Kebudayaan DKI Jakarta yang sudah memantau geliat aktivitas budaya tersebut, memandang pentingnya memberi dukungan dan fasilitas sebagai bentuk perannya dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang kebudayaan di DKI Jakarta khususnya Jakarta Timur, meskipun budaya tersebut bukanlah budaya kedaerahan asli Jakarta.
"Kegiatan ini sesuai Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2007, Pasal 26 ayat 6 bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melestarikan dan mengembangkan budaya masyarakat Betawi, serta melindungi berbagai budaya masyarakat daerah lain yang ada di Provinsi DKI Jakarta," ujarnya, Rabu (29/9).
Iwan menjelaskan, diaspora suku Batak di Jakarta khususnya Jakarta Timur terbilang cukup masif. Lapo dan kafe bernuansa Batak berjajar di sepanjang Jalan Mayjen Sutoyo, Cililitan, Kramat Jati, Jakarta Timur yang juga dikenal dengan Kampung Mayasari.
"Lebih dalam lagi, dapat ditemukan permukiman yang lengkap dengan sarana prasarananya seperti, gereja-gereja, Rumah Gorga Mangaputua dan Lapo (tempat berkumpul), serta tempat lainnya yang biasa dipakai untuk kegiatan persaudaraan atau komunitas," terangnya.
Iwan menambahkan, pertalian kekerabatan suku Batak rantau yang ada di Jakarta bukan hanya sekedar pertalian yang dibangun berdasarkan kesamaan marga ataupun perkawinan, akan tetapi juga pada hubungan kedaerahan yang kuat. Menurutnya, hal inilah yang menjadikan kegiatan budaya kedaerahan suku Batak dapat eksis di Jakarta.
"Acara ini memantik dan memotivasi para pegiat seni agar terus semangat untuk melestarikan budaya yang ada dengan terus berkarya salah satunya membuat acara-acara kebudayaan agar menciptakan kebudayaan yang bersinergi," tandasnya.