DKI Siap Hadapi Perdagangan Bebas ASEAN
Persaingan perdagangan bebas dalam ASEAN Free Trade Area (AFTA) yang akan mulai dijalankan oleh negara-negara ASEAN pada 2015 mendatang, disambut optimis Pemprov DKI Jakarta. Sebab, sebagai ibu kota negara dan pusat perekonomian saat ini, DKI juga harus menjadi model perubahan yang siap menghadapi AFTA.
Banyak sekali komiditi yang bisa diandalkan dan dipersiapkan untuk bersaing dalam AFTA, tinggal pemimpinnya yang harus bisa memanfaatkan dan mengelolanya
"Indonesia punya keuntungan demografi, geografi, dan lainnya.
Banyak sekali komiditi yang bisa diandalkan dan dipersiapkan untuk bersaing dalam AFTA, tinggal pemimpinnya yang harus bisa memanfaatkan dan mengelolanya ," ujar Basuki Tjahaja Purnama, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sabtu (10/5).Menurut Basuki, provinsi yang lumayan siap untuk dijadikan model yaitu DKI Jakarta. Dengan struktur pemerintahan yang dapat mendayagunakan kelebihan sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM), dan demografi akan mendorong percepatan persiapan di provinsi lain. "Kita perlu pemimpin yang bisa memanfaatkan kelebihan SDA, SDM, maupun demografi. Kalau Jakarta bisa, pasti akan mendorong dan memaksa provinsi lain ikut cepat berubah," tuturnya.
11.000 PKL di Jakbar Belum Dapat PembinaanAFTA yang dimulai tahun 2015 mendatang merupakan kesempatan bagi masyarakat Indonesia untuk bisa lebih maju lagi dalam perekonomian internasional. Namun hal tersebut juga menjadi tantangan tersendiri. Karena menurut survei dari World Economic Forum (WEF), indeks persaingan Indonesia di dunia pada 2012-2013 berada di urutan 50 dari 144 negara yang disurvei.
Urutan ini masih sangat tertinggal dibandingkan beberapa negara ASEAN lainnya seperti Singapura yang ada di urutan ke-2, Malaysia urutan ke-25, Brunei Darussalam ke-28, dan Thailand ke-38.