You don't have javascript enabled. Good luck with that.
Pencarian
 Lebih bagus hari Sabtu masuk semua, jadi siswa lebih terkoordinir. Karena biasanya Sabtu hanya digu
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMA Negeri 62 Jakarta Timur, D S Wiguna Syarif menuturkan, dirinya sangat setuju dengan rencana Disdik DKI tersebut..
photo doc - Beritajakarta.id

Hari Masuk Diseragamkan, Guru Belum Sepakat

Rencana Dinas Pendidikan DKI Jakarta yang akan menyeragamkan hari dan jam masuk sekolah negeri reguler dan standar nasional menjadi enam hari, mulai Senin hingga Sabtu, langsung memunculkan pro dan kontra di kalangan guru di Jakarta Timur. Mereka mengimbau sebelum diterapkan agar dilakukan kajian lebih dahulu.

Lebih bagus hari Sabtu masuk semua, jadi siswa lebih terkoordinir. Karena biasanya Sabtu hanya digunakan untuk kegiatan ekstrakurikuler saja

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMA Negeri 62 Jakarta Timur, D S Wiguna Syarif menuturkan, dirinya sangat setuju dengan rencana Disdik DKI tersebut. Menurutnya, dengan penyeragaman hari dan jam masuk sekolah negeri, siswa menjadi lebih terkoordinir.

"Lebih bagus hari Sabtu masuk semua, jadi siswa lebih terkoordinir. Karena biasanya Sabtu hanya digunakan untuk kegiatan ekstrakurikuler saja. Setelah ada penyeragaman kan bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar," kata Syarif, Senin (11/8).

Siswa BPK Penabur Diungsikan ke Sekolah Sementara

Syarif mengaku, seluruh guru dan siswa SMA Negeri 62 siap apabila rencana penyeragaman tersebut betul-betul direalisasikan. "Kami di sini merasa siap semua," tegasnya.

Namun, tanggapan berbeda disampaikan Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMP Negeri 49 Jakarta Timur, Susila Aris. Menurutnya, Disdik DKI lebih baik mempertahankan hari dan jam masuk yang sudah berlaku selama ini. Sebab enam hari masuk sekolah dinilai tidak efektif dan efisien dari segi waktu dan ekonomi.

"Sekolah itu kan perlu listrik. Banyak sekolah yang pakai AC. Berapa biaya yang dibutuhkan untuk seluruh sekolah di Jakarta" kata Aris.

Selain itu, kata Aris, biaya yang dikeluarkan siswa untuk ongkos transportasi  ke sekolah juga bertambah. "Semua harus diperhitungkan, tentu masuk enam hari itu memboroskan ongkos," tukasnya.

Di sisi lain, pembelajaran yang terlalu dipaksakan dalam lima hari juga tidak terlalu baik bagi psikologis anak. "Jika murid dipaksakan belajar hingga sore itu tidak bagus juga, karena daya serap anak terbatas," ungkapnya.

Sekadar diketahui, Disdik DKI akan menyeragamkan hari dan jam masuk sekolah negeri reguler dan standar nasional menjadi enam hari, mulai Senin hingga Sabtu. Selama ini, hari masuk sekolah berstandar nasional selama lima hari. Sedangkan sekolah reguler selama enam hari.

Kepala Disdik DKI, Lasro Marbun mengatakan, dalam kurikulum pelajaran tahun 2013 yang baru saja diterapkan memang ada volume yang besar untuk mata pelajaran. Sehingga hari masuk harus disesuaikan. Karena jika tetap dipaksakan hanya lima hari masuk sekolah, maka setiap harinya jam sekolah bisa sampai pukul 16.00.

Dikatakan Lasro, dengan ditambahnya hari masuk sekolah, maka setiap hari sekolah hanya sampai pukul 14.00. Sementara untuk yang shift kedua, pulang sekolah pada pukul 17.00.

Berita Terkait
Berita Terpopuler indeks
  1. Pendaftaran Anggota KI DKI 2025-2029 Dimulai 25 Juli

    access_time16-07-2025 remove_red_eye3551 personFolmer
  2. Tim Sepak Bola U-12 DKI Wakili Indonesia Berlaga di Dana Cup Denmark

    access_time16-07-2025 remove_red_eye1427 personAldi Geri Lumban Tobing
  3. MRT Jakarta Kaji Perluas Rute ke Tangerang Selatan

    access_time13-07-2025 remove_red_eye1205 personAldi Geri Lumban Tobing
  4. JPO di Jalan Otista Direvitalisasi, Rekayasa Lalin Dimulai 20 Juli

    access_time17-07-2025 remove_red_eye939 personAldi Geri Lumban Tobing
  5. Jakarta Fair 2025 Sukses Dorong Pertumbuhan Ekonomi

    access_time14-07-2025 remove_red_eye922 personFakhrizal Fakhri

Hitung Mundur 22 Juni 2027

00
Hari
00
Jam
00
Menit
00
Detik