Tekan Angka Kematian, Gubernur Anies Ajak Semua Pihak Bantu Warga dengan Risiko Tinggi Covid-19
Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan mengapresiasi masyarakat Jakarta dan semua pihak yang telah mengikuti imbauan dari Pemprov DKI Jakarta dan bekerja sama dalam rangka mencegah dan mengendalikan wabah Coronavirus Disease (Covid-19) di ibu kota Jakarta.
Dari kasus kematian yang terjadi akibat Covid -19, kebanyakan pasien merupakan lansia dengan usia 60 tahun ke atas dan warga yang menyandang penyakit tertentu,
Hal ini disampaikannya di dalam kegiatan Update dan Daily Brief Tim Tanggap Covid-19 Pemprov DKI Jakarta, di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Kamis (26/3).
Pemprov DKI Terima Bantuan 42 Ribu Masker
Untuk itu Anies pun mengajak semua pihak untuk terus berkolaborasi khususnya untuk peduli dan membantu kelompok masyarakat yang memiliki tingkat risiko yang tinggi terhadap wabah Covid-19.
Sebagaimana diketahui, kelompok masyarakat lanjut usia (lansia) dan penyandang penyakit tertentu seperti asma, diabetes, dan lainnya memiliki tingkat risiko terinfeksi yang cukup tinggi. Dari kasus kematian yang terjadi akibat Covid-19, kebanyakan pasien merupakan lansia dengan usia 60 tahun ke atas dan warga yang menyandang penyakit tertentu.
"Secara umum di Jakarta suasana jalan raya lengang, artinya masyarakat makin hari makin menyadari pentingnya untuk tetap berada di rumah. Ini tidak mungkin bisa dikerjakan hanya pemerintah sendiri, harus semua pihak. Saya apresiasi semua yang memilih untuk tetap berada di rumah ketika bisa dikerjakan pekerjaannya dari rumah. Ada kelompok masyarakat yang memiliki risiko yang amat tinggi terhadap Covid-19. Mereka rentan bila terkena, maka risiko fatalitasnya cukup tinggi. Ini misalnya masyarakat lansia, penyandang penyakit penyakit, seperti diabetes, asma dan lain-lain. Saya mengajak seluruh masyarakat untuk memperhatikan sekali mereka yang memiliki kerentanan untuk dibantu, diringankan," ujar Gubernur Anies, seperti dikutip dari Siaran Pers PPID Provinsi DKI Jakarta.
"Bagi orang tua jangan sampai bepergian, bagi yang punya risiko karena penyakit bawaan didukung agar dimudahkan, tidak harus pergi keluar. Ini harus dikerjakan sama-sama. Jadi kami menyampaikan kepada seluruh masyarakat. Kita juga menggerakkan lewat RT/RW, PKK untuk membantu mengidentifikasi masyarakat yang beresiko tinggi agar mereka tidak berkegiatan diluar dan terhindar dari potensi penularan," tambah Gubernur
Anies.
Sementara itu di dalam kesempatan yang sama, Ketua Tim Tanggap Covid-19 Pemprov DKI Jakarta, Catur Laswanto memaparkan, sebanyak 604 pasien Covid-19 sudah pulang dan dinyatakan sembuh sedangkan Pasien Dalam Pengawasan atau PDP berjumlah 895 orang, dan yang masih dirawat sebanyak 291 orang.
"Sampai hari ini total pasien positif mencapai 495 orang, dinyatakan sudah sembuh sebanyak 29 orang, dan yang meninggal adalah 48 Orang. Selanjutnya terkait Orang Dalam Pemantauan (ODP) mencapai 1.850 orang. Adapun yang masih dipantau berjumlah 457 orang dan yang selesai dipantau berjumlah 1.393 orang," imbuhnya.
Di samping itu, sampai dengan hari ini terkonfirmasi sejumlah 50 tenaga medis yang menangani kasus Covid-10 dinyatakan positif terinfeksi Covid-19, mereka tersebar di 24 Rumah Sakit di Jakarta.
Terkait hal ini, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia, menerangkan bahwa tahapan tes Covid-19 dengan menggunakan Rapid Test akan diprioritaskan untuk para tenaga medis di Jakarta.
Rapid Test juga digunakan dalam rangka mempercepat contact tracing ke masyarakat artinya setelah mendapatkan informasi baik ODP maupun PDP, maka akan di tindaklanjuti mencari riwayat kontaknya.
"Rapid Test ini kita konsentrasikan dahulu untuk tenaga kesehatan yang selama ini sudah melakukan pelayanan untuk pasien di rumah sakit atau puskesmas sehingga melalui pemeriksaan rapid test ini, bisa dulu mengetahui status antibodi dari petugas kesehatan tersebut. Tentu tidak bisa hanya mengandalkan pemeriksaan rapid test. Jadi nanti pada saat pemeriksaan rapid test dilakukan, hasil rapid test yang menunjukkan hasil negatif akan dilakukan pengujian ulang setelah beberapa waktu tertentu. Untuk hasil rapid test yang positif juga akan dilakukan pemeriksaan (lanjutan), sehingga kita bisa lebih yakin dan memantau dengan lebih baik petugas kesehatan dari sisi keamanan dan keselamatan kerja mereka," ucap Dwi.
"Rapid test yang kemarin kami terima sejumlah 100 ribu kit untuk 100 ribu orang dan dibagi untuk tenaga kesehatan maupun masyarakat yang menjadi bagian dari contact tracing petugas menemukan riwayat-riwayat pasien confirm maupun PDP yang ada di rumah sakit maupun di puskesmas. Perlu lakukan Rapid Test ini secara cermat dan selektif supaya kita juga bisa segera menemukan masyarakat yang perlu dilakukan pemantauan lebih lanjut untuk cepat dideteksi," tambah Dwi.