DKI Batalkan Rencana Pembangunan Bandara Marunda
Rencana pembangunan bandar udara (bandara) internasional di kawasan Marunda, Jakarta Utara, dibatalkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI. Meskipun begitu, Pemprov DKI telah menyiapkan rencana pembangunan serupa di daerah Karawang, Jawa Barat.
Dirjen Perhubungan Udara sudah sampaikan kepada saya lebih baik bangun bandaranya di Karawang, mumpung belum diberikan kepada investor asing atau siapa
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, pihaknya membatalkan rencana pembangunan bandara di Marunda karena secara teknis akan mempengaruhi naik-turunnya pesawat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng dan Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
"Secara teknis di Marunda itu nanti naik turun pesawat di Cengkareng dan Halim harus giliran. Kalau giliran ya tidak ada tambah kapasitas. Karena sekarang kan mau naik turun antre karena tidak cukup," kata Basuki di Balaikota, Jumat (28/11).
DKI Siap Jadi Investor Pembangunan Bandara di KarawangIa mengungkapkan, pembangunan bandara di Marunda awalnya untuk mengurangi kepadatan lalu lintas penerbangan di kedua bandara yang beroperasi saat ini.
Namun, hasil penilaian dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan menyatakan keberadaan Bandara Marunda akan mengganggu aktivitas penerbangan di kedua bandara tersebut.
"Dirjen Perhubungan Udara sudah sampaikan kepada saya lebih baik bangun bandaranya di Karawang, mumpung belum diberikan kepada investor asing atau siapa," ungkapnya.
Ia mengakui, pembangunan bandara di Karawang akan membawa dampak positif bagi Pemprov DKI. Sebab, dengan adanya bandara di Kawarang akan bertambah tumbuhnya perekonomian di Kabupaten Karawang yang menjadi daerah penyangga ibu kota.
Untuk itu, Pemprov DKI akan menindaklanjuti rencana pembangunan bandara di Karawang yang sebagian besar lahannya milik Perhutani tersebut.
"Kita tidak mau menghabiskan banyak uang untuk pembebasan lahan. Tapi, ya tergantung pemerintah pusat dan Perhutani," tandasnya.